Lukman awalnya menyatakan bahwa dulu-dulu, kasus penipuan terkait keberangkatan umroh sangat jarang terjadi lantaran saat itu kalangan menengah ke atas lah yang paling banyak berangkat ibadah. Mereka yang kalangan bawah saat itu lebih ingin beribadah haji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dulu, kata Lukman, ibadah haji tak perlu menunggu antrean karena belum ada pembatasan kuota. Saat ini, ada kuota haji. Jadi, banyak kalangan menengah ke bawah yang memilih berumroh.
Saat kalangan menengah atas yang berangkat umroh, sangat jarang terjadi masalah. Lukman memberi alasannya.
"Konsumen umrah masyarakat menengah atas relatif tak ada persoalan. Menengah atas cenderung edukatif, tidak mudah dijadikan objek penipuan," kata dia.
Lalu, mengapa Lukman memandang kalau maraknya penipuan umroh berkaitan dengan klasifikasi golongan calon jemaah?
"Kemudian masyarakat menengah bawah, tentu segala hormat saya, pengalamannya tak seperti masyarakat menengah atas. Maka, oleh sekelompok kalangan, jadi menggiurkan bisnis. Itu jadi industri tersendiri," tutur Lukman. (gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini