Dokter Cody adalah mahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Dia baru saja menyelesaikan tugas skripsi pada awal Februari lalu dan meraih IPK 3,00. Hanya butuh waktu 3,5 tahun untuk Cody menyelesaikan kuliah.
Saat sedang menyusun tugas skripsi pada 2017, pria berusia 23 tahun ini memutuskan bergabung dan menjadi mitra Go-Jek. Bukan tanpa alasan dirinya ikut terjun dalam dunia transportasi online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ingin hidup mandiri menjadi alasan Cody bergabung dan menjadi driver ojek online. Hal ini dia lakukan untuk melatih diri agar tidak terbiasa bergantung kepada orang tua.
Apalagi saat dirinya memutuskan masuk Fakultas Kedokteran. Tentu biaya itu tidak murah. Jadi, untuk uang saku, pria yang tinggal di Kelurahan Kenten, Sako, Palembang, ini memilih mencari sendiri.
"Biaya kuliah kedokteran itu mahal, nggak mungkin semua biaya orang tua yang harus tanggung. Belum lagi uang saku kita kan. Kalau masih bisa dicari sendiri kan bagus cari sendiri, bisa mandiri juga dari sekarang," Kata Cody.
Jika harus bekerja selain di usaha online dan Go-Jek, tentu Cody tak memiliki banyak waktu. Sedangkan Go-Jek masih bisa dia kerjakan setelah pulang koas atau hari libur. Begitu pula saat menggeluti usaha online sebelum akhirnya bangkrut.
Sebagai driver, Cody pun mengaku tidak mengejar poin, seperti driver ojek lainnya. Dia hanya menarik penumpang saat jam pulang kerja dan hari libur saja. Bahkan jika dalam sehari sudah mendapatkan Rp 50 ribu, itu sudah cukup baginya.
"Saya nggak pernah kejar poin sampai larut malam. Cukup dapat Rp 50 ribu saja udah. Bisa buat beli pulsa, paket internet, dan uang saku. Tidak minta sama orang tua," katanya lagi.
Saat pertama kali menjadi driver Go-Jek, Cody sempat ditantang oleh keluarga. Terutama ibunya, Rodiah, yang saat itu khawatir pekerjaan itu mengganggu kuliah dan keselamatan anaknya.
Rodiah beberapa kali memperingatkan Cody untuk berhenti bekerja sampingan sebagai driver ojek online. Namun bagi ayahnya, Abdul Aziz, hal itu tidak menjadi masalah.
"Yang larang itu ibu dan nenek saya saja, tapi kalau ayah saya tidak ada masalah. Dia kasih izin karena tahu saya ingin hidup mandiri. Ingin belajar susahnya hidup dan mencari uang itu bagaimana," kata Cody.
Agar pekerjaan sampingan ini tidak lagi diketahui oleh ibu dan neneknya, Cody pun menitipkan semua perlengkapan, seperti jaket dan helm Go-Jek, di kamar kos temannya. Dari kos temannya itu, Cody berangkat dan mencari penumpang saat waktu senggang.
Tonton juga video tentang nasib ojek online lainnya berikut ini:
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini