"Saya mikir, saya 15 tahun mengasuh anak tapi balasannya begini? Mereka kok didiamkan begini?" kata Chandri di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak saya sudah dibeginiin dan dibawa pergi, kok nggak mikir perasaan anak-anak orang tua gimana. Itu bukan anak-anak biologis saya, tapi anak saya pelihara," imbuh dia.
Chandri mengaku membiayai anak-anaknya dari biaya pengobatan yang dibayar oleh pasien. Menurutnya, kebanyakan mereka memberikan voucher hotel.
"Saya suka ngobatin orang, Pak, doa, ada bukti banyak sekali. Saya nggak narik uang, mereka kasih voucher hotel," katanya.
Selain itu, dia kembali menegaskan tak pernah menganiaya anak asuhnya. Chandri berharap kasus ini cepat selesai dan berdoa kepada Tuhan agar membuka tabir kebenaran kasus tersebut.
"Saya minta sama Tuhan, 'Tuhan, kalau ini nggak salah, tunjukkanlah siapa,'" terangnya.
Chandri sebelumnya dilaporkan ke polisi atas dugaan kekerasan terhadap salah satu anak asuhnya, M, oleh LPAI. M awalnya kabur dari Hotel Le Meridien, tempat tinggalnya selama ini bersama Chandri.
Kepada pihak LPAI, M menceritakan kekerasan psikis, seperti disuruh tidur di kamar mandi, oleh ibu asuhnya. M bisa ke LPAI karena diantar oleh Rini, seorang perempuan yang sebelumnya berniat mengasuhnya. (knv/dnu)











































