Gerindra Tutup Pintu, Gatot Nurmantyo Mau Lewat Mana?

Jelang Pilpres 2019

Gerindra Tutup Pintu, Gatot Nurmantyo Mau Lewat Mana?

Elza Astari Retaduari - detikNews
Jumat, 16 Mar 2018 13:35 WIB
Jenderal Gatot Nurmantyo mau maju pilpres lewat mana? (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom).
Jakarta - Partai Gerindra menutup pintu bagi Jenderal Gatot Nurmantyo untuk Pilpres 2019. Lantas mau lewat mana Gatot yang sudah memberikan sinyal siap maju di pilpres itu?

Gatot hingga saat ini memang masih prajurit aktif TNI. Meski begitu, jenderal bintang empat tersebut akan memasuki masa pensiun akhir bulan Maret ini.

Kabar Gatot akan maju di Pilpres 2019 sudah tersiar sejak lama. Namun Gatot baru memberikan sinyal kepastian maju jelang memasuki masa purnawirawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lihat nanti. Apabila rakyat menghendaki, lain ceritanya," kata Gatot di acara Mata Najwa, yang disiarkan langsung oleh Trans7, Rabu (14/3).

Itu adalah jawaban Gatot saat ditanya pemandu acara, Najwa Shihab, soal kepastian deklarasi dirinya sebagai capres. Berkali-kali Gatot menegaskan dirinya kini masih berstatus prajurit TNI aktif.

"Sekarang saya masih menjadi seorang prajurit. Tetapi ya, apabila rakyat menginginkan, itu menjadi tanggung jawab," kata Gatot menjawab pertanyaan soal kesiapannya menjadi capres. "Apabila rakyat dan negara memanggil, mati pun saya rela."

Nama Gatot sudah masuk di berbagai survei Pilpres 2019. Modal mantan Panglima TNI ini juga disebut-sebut cukup besar hingga mengalahkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

"Perkiraan saya, nggak usah disebutkanlah, Gatot uangnya banyak, melebihi uang Prabowo," ujar Kivlan Zen.

Hanya saja untuk bisa maju, Gatot harus mengantongi tiket dukungan parpol. Ini mengingat syarat ambang batas capres seperti yang diamanatkan dalam UU Pemilu.


Seperti diketahui, syarat untuk maju sebagai pasangan capres-cawapres harus memenuhi presidential threshold 20-25 persen. Itu berarti pasangan yang akan maju harus memenuhi minimal dukungan parpol atau gabungan parpol dengan 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional Pemilu 2014.

Gatot yang datang dari latar belakang militer harus mendapat dukungan dari parpol untuk bisa maju di Pilpres. Sementara di sisi lain, mayoritas parpol saat ini sudah menentukan pilihannya. Seperti Presiden Joko Widodo yang sudah mendapat dukungan dari PDIP, Golkar, NasDem, PPP, dan Hanura. Kemudian PKS sudah memastikan akan berkoalisi dengan Gerindra dengan mengusung Prabowo.

Saat ini hanya tinggal PKB, PAN, dan Demokrat yang belum menentukan sikapnya. Namun PKB sudah memberi sinyal siap kembali mendukung Jokowi di Pilpres 2019 dengan menawarkan sang ketum, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres.

Banyak yang mempertanyakan soal dukungan untuk Gatot itu. Meski namanya kerap masuk di bursa capres-cawapres, Gatot belum terlihat dekat dengan partai manapun. Bahkan PKS yang sempat mempertimbangkan Gatot di Pilpres, sudah memastikan merapat kembali ke Prabowo.


"Dalam UU Pemilu dibutuhkan dukungan partai politik. Dukungan partainya (untuk Gatot) dari mana? Partai Golkar sudah tidak bisa pindah ke lain hati. Golkar sudah bulat dukung Pak Jokowi," sebut Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily.

Tak hanya itu, Gatot juga tak mendapat sambutan baik dari Gerindra. Bahkan partai ini sudah menyatakan menutup pintu untuk Gatot.

"Jadi peluang Pak Gatot tertutup kalau ingin maju dari Gerindra," ungkap Wasekjen Gerindra Aryo Hashim Djojohadikusumo.

Gerindra pun mengaku tak merasa terancam dengan 'gertakan' Gatot soal logistik untuk maju Pilpres. Partai pimpinan Prabowo Subianto itu justru mempertanyakan, berapa partai yang bisa 'dibeli' Gatot untuk mengantongi tiket maju Pilpres.

"Jadi Pak Gatot punya tugas berat untuk meyakinkan partai-partai yang memiliki kursi di DPR untuk mau mendaftarkan Pak Gatot sebagai capres. Jika ditanya Gerindra, kami di Gerindra tetap berkomitmen memperjuangkan Pak Prabowo sebagai capres," papar Aryo.

Dengan modal besar namun tak ada partai yang merapat, mau lewat mana Gatot maju di pilpres?

[Gambas:Video 20detik]

(elz/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads