"Ketika ada yang melakukan protes atas penutupan tanya sebabnya apa? Pertama dari sopir income-nya kurang, dari sopir dikasih sama Pak Wagub (Sandiaga Uno), oke, income-nya dijamin oleh OK OTrip. Setelah itu muncul lagi 'oh Pak kurang yang ikut', yah sabar gitu lho ada tahapannya. Wakil Gubernur kan bukan Jinny oh Jinny, terus semuanya kelar," Taufik saat di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (15/3/2018).
Terkait instruksi gubernur (ingub) soal penataan Tanah Abang yang dikeluarkan setelah penutupan Jalan Jatibaru, Taufik menilai hal tersebut tidak ada masalah. Sebab penataan Tanah Abang masih akan melewati proses evaluasi.
"Nggak apa-apa kan namanya evaluasi terus menerus dilakukan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan ada diskresi gubernur, masa gubernur nggak boleh kasih diskresi. Saya kira penaataan itu ada di dalamnya itu, dan nggak mungkin masa dalam penataan Tanah Abang ditutup sementara, kan nggak," kata Taufik.
Ingub soal penataan Tanah Abang terbit dan ditandatangani Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 6 Februari 2018. Sementara penataan Tanah Abang penutupan Jalan Jatibaru diberlakukan pada Desember 2017.
Taufik juga meminta semua pihak berimbang dalam menilai penataan Tanah Abang. Menurut Taufi, keuntungan bagi warga akibat penataan itu juga tak boleh dinafikan.
Taufik menceritakan saat menemui seorang pedagang yang diuntungkan dalam penataan Tanah Abang. Sebelum penataan, lanjut Taufik, pedagang tersebut kerap kejar-kejaran dengan Satpol PP.
"Pak saya 15 tahun kejar-kejaran sama satpol pp, saya nyari buat kehidupan, bukan buat kayak sekarang, saya alhamdulillah bisa sekolahin anak, income-nya bagus sudah'," ujar Taufik menirukam ucapa si pedagang.
Baca Juga: Mereka yang Buntung di Tanah Abang
(idn/idh)