Di bawah sebuah backdrop bergambar mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dan segenap pengurus Partai Berkarya berpose. Saat foto diambil, Tommy baru saja terpilih sebagai Ketua Umum Partai Berkarya dalam rapat pimpinan nasional di Hotel Lorin Solo, 10-11 Maret 2018.
Putra mantan presiden Soeharto itu menargetkan Partai Berkarya bisa menjadi pemain tiga besar di DPR seusai Pileg 2019. Salah satu yang dijualnya adalah kisah Soeharto selama memimpin Orde Baru.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari tak berani menyimpulkan apakah nama Soeharto bisa mendongkrak Partai Berkarya. Tapi, dari survei yang pernah dilakukannya beberapa waktu lalu, Soeharto selalu teratas sebagai presiden yang disukai.
"Sejak 10 tahun lalu, Pak Harto konsisten di nomor satu. Jadi sebetulnya ya yang masih mencintai Soeharto itu masih banyak," kata Qodari saat berbincang dengan detikcom, Senin (12/3/2018).
"Di situ saya ragu karena survei menyatakan Soeharto presiden terbaik, namun elektabilitas Tommy Soeharto sebagai calon presiden itu kecil sekali," kata Qodari. "Ada kesenjangan antara Pak Harto dengan Tommy. Tommy belum berhasil menjadi The New Soeharto," imbuhnya.
Pertanyaannya, menurut Qodari, apakah kemudian Partai Berkarya bisa menjadi manivestasi atau perwujudan imajinasi orang atas mendiang presiden Soeharto. Atau seberapa besar orang menganggap Tommy sebagai perwujudan ayahnya.
Menurut dia, anak-anak Soeharto yang bisa dianggap sebagai representasi sang ayah adalah Siti Hardiyanti Indra Rukmana alias Mbak Tutut. Itu pun tak bisa meraih suara banyak saat mendirikan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat fakta itu, Qodari memprediksi Partai Berkarya tak akan menjadi besar. Nasib Partai Berkarya tak akan jauh berbeda dengan PKPB.
Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan sejauh ini ada hampir 30 persen pemilih yang merasakan baiknya kondisi ekonomi di era Soeharto. Membangkitkan memori pemilih usia menengah sampai tua tentang masa emas ekonomi Orba bisa menjadi model komunikasi untuk menarik pemilih dalam kategori tersebut.
Apalagi secara demografis, bukan hanya generasi milenial yang harus ditargetkan oleh partai politik, termasuk Partai Berkarya. Generasi usia menengah sampai tua juga harus diperhatikan. Namun bukan berarti Partai Berkarya akan sepenuhnya sukses menjual nama Soeharto.
Ada partai lain juga yang dianggap sebagai representasi dari Soeharto dan Orde Baru, seperti Partai Golkar. "Harus diingat juga dalam segmen ini. Partai Berkarya juga harus bersaing dengan pemain lama, seperti Golkar," kata Rico.
(erd/jat)