"Waktu saya mengunjungi para ulama, pesantren, dan sebagainya, (menyatakan) bahwa Polri memberikan jaminan keamanan untuk seluruh ulama dan pemuka agama," kata Syafruddin di aula Jenderal Besar AH Nasution Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kedua masalahnya hoax. Contoh di Jawa Barat, laporan yang berkembang dan masuk aparat kepolisian itu 13 kasus, tapi yang benar dua kasus. Nah, 11-nya hoax. Oleh karenanya, harus diungkap dua-duanya. Yang benar diungkap, yang hoax juga diungkap, juga pelakunya. Di Jawa Timur juga begitu. Laporannya 17, tapi kejadiannya 4," ujar Syafruddin.
Terkait hoax ini, Polri melakukan penindakan, termasuk terhadap kelompok Muslim Cyber Army (MCA), yang berafiliasi dengan Saracen. Kelompok penyebar hoax ini lebih dulu ditangkap. Dari hasil penyelidikan, diketahui isu kebangkitan PKI dan penyerangan ulama diviralkan selama Februari 2018.
Kepala Satgas Nusantara Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan hoax penyerangan terhadap ulama diviralkan karena bermotif politik. Para penyebar hoax ini ingin memecah-belah masyarakat dan memberi kesan pemerintah tak bisa menangani kasus tersebut.
Baca juga: Jokowi: Usut Tuntas Muslim Cyber Army! |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini