"Ya paralel. Jadi begitu deal jalan, begitu deal jalan. Nggak nungguin semuanya, begitu (ada angkot) yang siap operasi," kata Direktur Utama TransJakarta (TransJ) Budi Kaliwono di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018).
Sistem paralel dilakukan dengan memasang mesin tap kepada para pengusaha angkot yang sudah setuju dengan penerapan OK Otrip. Budi mengatakan masalah di OK Otrip bukan terkait dengan jumlah kilometer. Menurutnya, OK Otrip dibuat untuk mengurangi kemacetan di Tanah Abang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengajak sopir angkot di Tanah Abang bergabung dengan OK Otrip. Bila bergabung, sopir angkot bisa mendapatkan penghasilan Rp 3,6 juta per bulan.
"Satu armada ada 2 sopir, gajinya (masing-masing) Rp 3,6 juta plus BPJS dan bekerja hanya 8 jam. Kan 1 mobil 2 jam (shift), 05.00-13.00 WIB dan 13.00-22.00 WIB," ujar Kadishub DKI Andri Yansyah kepada wartawan setelah meninjau lokasi penataan Tanah Abang, Jumat (26/1).
Program OK Otrip ditawarkan Pemprov dalam pertemuan dengan para sopir. Tawaran ini, menurut Andri, direspons dengan baik.
"Alhamdulillah dari seluruh sopir yang hadir, semuanya sopir menyambut baik program OK Otrip karena jaminan penghasilannya dijamin pemerintah atau negara," sambungnya. (fdu/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini