Sandiaga menyebut Pemprov DKI tidak memiliki program binaan OK OCE di kawasan Melawai. Penataan PKL tersebut adalah tanggung jawab Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan. Dia lalu memerintahkan Wali Kota Jakarta Selatan untuk turun langsung.
"Jadi yang nanti saya perintahkan Sudin dan juga Wali Kota Jakarta Selatan untuk menata, selama tentunya tidak ada yang dikutip biaya dan tidak ada yang menggunakan kesempatan ini mendompleng animo dan kesuksesan dari OK OCE untuk disalahgunakan," kata Sandiaga, di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Selasa (27/2/2018) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga menegaskan bahwa PKL di Melawai bukan bagian dari OK OCE, meski mereka memasang spanduk bertuliskan program Anies-Sandi itu. Namun dia membuka kesempatan untuk bergabung.
"Jadi kita nggak usah suuzon dulu, kita tanya dan pendekatan yang baik. Kita harapkan kalau seandainya mereka belum terjaring program OK OCE, justru ini jadi semangat kita agar mereka untuk ikut program itu," paparnya
Sandi berharap para PKL tidak lagi menggunakan trotoar sebagai tempat berjualan. Program OK OCE sendiri adalah One Kecamatan One Center for Entrepreneurship (OK OCE).
Sandi menargetkan OK OCE bisa hadir di 44 kecamatan di 5 wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu. Pada 1 April 2017 lalu, saat Sandi masih dalam masa kampanye, meresmikan OK OCE Mart pertama di Cikajang, Jakarta Selatan. OK OCE Mart ini memiliki konsep menjaring pengusaha kecil yang lahir dari program OK OCE.
Kemudian pada awal Februari ini, Kecamatan Grogol Petamburan membuka pendaftaran untuk pelatihan OK OCE atau kewirausahaan. Hingga Januari 2018, ada 1.039 orang peserta yang mendaftar.
Masih di Februari ini juga, Sandi juga pernah meluncurkan OK OCE Technology . Program ini dibuat untuk mengembangkan bisnis digital melalui dunia startup.
Selain itu, dia juga pernah meresmikan program OK Obe atau One Kecamatan One Ondel-Ondel Betawi. OK Obe akan bersinergi dengan OK OCE terkait pengembangan budaya yang menumbuhkan ekonomi rakyat.
Komunitas Jakarta Tersenyum (KJT) OK OCE Laku Pandai juga sudah diresmikan Sandi. Dengan program tersebut warung-warung kelontong yang ada di Jakarta bisa melayani transaksi secara digital, misalnya membayar listrik. Sandi juga pernah menghadiri Soft Launching OK OCE Global Office di Setiabudi Jakarta Selatan.
Kembali ke soal PKL di Melawai yang dinilai Sandi mendompleng OK OCE, mereka berjualan di trotoar Jalan Adityawarman I dan Jalan Sunan Ampel, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menggunakan spanduk OK OCE. Kini spanduk bertuliskan OK OCE itu telah dicabut karena diminta petugas Suku Dinas Koperasi dan UKM Kota Jakarta Selatan yang meninjau lokasi. Namun para PKL itu masih berjualan di lokasi menggunakan trotoar jalan.
Lurah Melawai Kurnia Rita mengakui dirinyalah yang menata PKL di kawasan tersebut. Rita menjelaskan penertiban PKL di kawasan Melawai sudah sering dilakukan, bahkan oleh lurah sebelumnya. Namun para PKL membandel dan tetap kembali berdagang di trotoar.
Menurut Rita, yang menjabat lurah sejak 2016, penertiban PKL pun pernah dilakukan dari tingkat kota. Pasca penertiban itu, kantornya langsung digeruduk para pedagang. Agar persoalan ini tidak terus berulang, mediasi pun dilakukan dirinya dengan berbagai pihak terkait, termasuk Camat Kebayoran Baru.
Dalam pertemuan itu ada kesepakatan bersama antara PKL dengan Pemda DKI. Menurut Rita karena telah ada kesepakatan, maka munculnya PKL tersebut tidak melanggar aturan.
"Jadi, karena sudah kesepakatan hasil rapat antara kelurahan, pak camat, PKL (pedagang kaki lima), kalau sudah sepakat, ya tidak melanggar aturan," ujarnya saat ditemui detikcom di kantornya, Selasa (27/2/2018).
Meski demikian, menurut Rita, para PKL saat itu juga diminta menaati aturan. Para PKL saat itu sudah sepakat siap ditertibkan jika ada masyarakat yang memprotes keberadaan mereka.
Rita mengatakan penempatan PKL di trotoar bertujuan agar lebih rapi. Soal PKL yang menempati trotoar dan melanggar hak pejalan kaki, Rita menyebut seharusnya PKL tidak memakan seluruh bagian trotoar. Harus ada ruang yang disisakan para PKL untuk pejalan kaki.
"Nanti tugas Pol PP saya yang mengingatkan," ucapnya.
Ditambahkan Rita, kebijakannya ini masih akan terus dievaluasi. Jika nantinya ada banyak aduan dari masyarakat, dia akan melakukan penertiban.
Sementara itu, Satpol PP DKI Jakarta akan mencari tahu pedagang kaki lima (PKL) di Melawai yang memasang spanduk OK OCE. Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu Purwoko mengatakan pihaknya akan memastikan apakah PKL di Melawai terdaftar dalam program OK OCE atau tidak.
"Saya akan berkoordinasi dengan Dinas UMKM untuk menguji siapakah mereka. Benar atau tidak mereka OK OCE, tetapi mereka adalah PKM (pedagang kecil mandiri) yang harus dicarikan solusi," kata Yani di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (27/2/2018).
Sebelumnya diberitakan, salah seorang pedagang, Bahsan (58), menceritakan alasan para PKL memasang spanduk OK OCE. Bahsan mengatakan itu wujud rasa senang mereka karena diperbolehkan kembali berdagang di trotoar di Jl Aditiwarman I.
"Sebelumnya dua minggu lebih nggak boleh dagang di sini. Kita kan kemarin-kemarin dagangnya di (badan) jalan, karena kalau mau pasang tenda paten nggak boleh," kata Bahsan kepada wartawan, Selasa (27/2/2018).
Selama dua pekan dilarang, menurut Bahsan, pihak PKL dan kelurahan berdiskusi untuk mencari jalan keluar atas permasalahan itu. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pun, klaim Bahsan, tahu permasalahan mereka.
"Pak Sandi waktu itu sudah ke sini. Kan dia sering lari-lari (joging) lewat sini, nah dia lihat. Katanya mau nggak diseragamin pakai tenda (yang bisa dicopot-pasang) ini, tapi jangan di jalan jualannya," terang Bahsan.
"Ya kita mau. Jadi pasang spanduk OK OCE di tenda itu ekspresi kami senang. Karena kami dukung pemerintahan Anies-Sandi," lanjut Bahsan. (yld/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini