"Survei yang kita lakukan betul-betul riil. Kita nggak ngarahin. Duduk aja kita. Ya pakai ngetem ya hanya dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB. Kalau full dari pukul 05.00-23.00 WIB itu bisa sampai 170 sampai 175 km," kata Andri saat ditemui di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2018).
Andri menuturkan hasil survei tersebut nantinya akan dikaji oleh PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk menentukan besaran tarif yang akan diterima pengusaha angkot OK Otrip. Dia memprediksi pengkajian akan selesai pekan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andri sebelumnya mengatakan tarif untuk pengusaha angkot rute Tanah Abang bisa saja berbeda dengan rute lainnya. Untuk tarif pengusaha angkot OK Otrip rute Kampung Rambutan-Pondok Gede, misalnya, sebesar Rp 3.459,36 per kilometer.
"Bisa jadi beda (tarifnya), mungkin sifatnya sementara," terang Andri di Balai Kota, Senin (19/2).
Namun sayang, sebelum tarifnya ditentukan, para pengemudi angkot banyak yang tak setuju dengan jarak tempuh per hari untuk rute Tanah Abang itu. Sebab, ada beberapa pertimbangan.
"Nggak siap, sekarang nggak pada siap. Sopir angkot kebanyakan mah nolak, karena nggak sesuai ya penghasilannya, belum ada kabar juga sampai sekarang, iya jaraknya (170 km) juga," kata salah satu pengemudi angkot, Bambang, di kawasan Tanah Abang, Kamis (22/12). (zak/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini