"Syukur Jakarta menang. Tapi secara umum 85 persen belum mampu kita konversi menjadi kekuatan politik. Mudah-mudahan Jakarta kemarin memberikan tanda. Jakarta menang, tempat lain menang, bahkan nanti mudah-mudahan yang nasional juga kita menang. Perlu persatuan, perlu kebersamaan antara kita, kalau dengan agama lain, kita saling menghormati dan menghargai sebagaimana dalam Alquran. Lakum dinukum. La ikraha fiddin," kata Zulkifli di Aula DDII, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2018).
Zulkifli menyampaikan itu saat menghadiri seminar 'Menghadapi Fenomena Penzaliman terhadap Ulama'. Zulkifli memberi sambutan sekaligus membuka seminar yang juga dihadiri mantan Ketua MPR Amien Rais itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah mulai mempersiapkan dan yang lebih ramai lagi tentu Agustus kita sudah pendaftaran capres-cawapres, penetapan September tanggal 1, jadi capres-cawapres September walaupun pemilihan April 2019. Penetapan itu September. Jadi sudah dekat. Karena itu gelagat politik di Tanah Air ramai," ujarnya.
Zulkifli lalu menyoroti tema seminar yang diusung dalam kegiatan tersebut. Kata dia, belakangan ini banyak penyerangan terhadap pemuka agama. Dia menyebut ada upaya adu domba antar-umat beragama dengan adanya insiden tersebut.
"Saudara kami tidak tinggal diam. Saya mendiskusikan soal ini kepada Kapolri (Jenderal Tito Karnavian), KaBIN (Jenderal Budi Gunawan), bahkan kepada Presiden (Jokowi), dari diskusi-diskusi itu informasi yang saya dapat memang ada usaha untuk mengadu domba antar-umat beragama," tuturnya.
Zukkifli juga meminta pemerintah bertindak cepat dan tegas terhadap insiden penyerangan tersebut. Begitu pula penyerangan terhadap kiai dan ulama, harus sama-sama diusut tuntas.
"Kedua, berlaku adil. Kalau yang satu cepat, kok yang ini lama. Itu juga melukai perasaan umat Islam," imbuh dia.
"Sekali lagi, kami minta aparat keamanan untuk bertindak adil cepat, tegas, dan tepat," sambungnya.
(knv/idh)











































