"Jadi banjir di Jakarta itu tidak hanya dari sungai Ciliwung tapi karena genangan akibat adanya muka tanah yang turun setempat-setempat. Cara menangani dengan regulasi setop pemompaan air tanah yang berlebihan. Sediakan air bersih dari PDAM untuk mensuplai ke hotel yang biasanya menggunakan air tanah banyak. Atau ke daerah kawasan industri atau penduduk," kata Adrin saat ditemui di kantor LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jaksel, Selasa (13/2/2018).
Adrin lantas mencontohkan fenomena pemompaan air dan permukaan tanah itu seperti busa. Jika air di tanah Jakarta terus dipompa secara berlebihan maka akan menyusut dan permukaan tanah semakin turun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika tanah turun maka kemudian air dari laut menggenangi daerah yang rendah semakin masuk. Ketika dia turunnya setempat setempat, di sini turun, di sini enggak. Maka air akan mudah tergenang kan. Nggaak bisa lari ke daerah rendah karena ada penghalanganya," sambungnya.
Menurut Adrin, pemompaan air tanah itu berbeda dengan sumur yang ada di permukiman warga. Kata dia, pemompaan tanah biasanya mempunyai kedalaman sekitar 300 meter. (knv/rvk)