"Jangan ada spekulasi dulu sebelum kepolisian mengungkap ini sebelum kepolisian mengungkap ini, apakah by design oleh kelompok tertentu yang akan ganggu Pilkada atau hal yang situasional. Sedang dijajaki, sedang diselidiki aparat kepolisian. Tunggu," ujar Wiranto kepada wartawan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018).
Wiranto mengimbau masyarakat bersikap tenang pasca-insiden tersebut. Ia mengatakan, kepolisian sudah diinstruksikan menjaga keamanan ekstra di tahun politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto juga belum memastikan apakah rangkaian serangan ke pemuka agama itu berkaitan dengan isu SARA atau tidak. Yang jelas, sanksi tegas menanti pelaku yang memainkan SARA.
"Kami sudah instruksikan aparat keamanan untuk menindak tegas semua usaha yang membuat pemilu ini ternoda atau tidak aman. Ini nggak ada kompromi. Ini masalah kehormatan bangsa, masalah kemaslahatan kita bersama. Nggak bisa main-main. Tunggu saja nanti hasil penyelidikan kepolisian agar dilaporkan kepada saya juga, tentu wartawan dapat informasi lebih lengkap," papar Wiranto.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria berpedang bernama Suliyono menyerang jemaat dan romo di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Yogyakarta. Akibatnya enam orang terluka, termasuk Romo Karl Edmund Prier yang memimpin misa dan seorang polisi.
Selain itu, pada 7 Februari 2018 dan baru viral pada 9-10 Februari terjadi persekusi biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin Legok, Tangerang. Penganiayaan terhadap ulama juga terjadi pada pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka Bandung, KH. Umar Basri, dan penganiayaan terhadap ulama sekaligus Pimpinan Pusat Persis, H. R. Prawoto yang mengakibatkan meninggal dunia.
(dkp/idh)











































