Kado Pertama Komjen Buwas di Akhir Masa Jabatan

Kado Pertama Komjen Buwas di Akhir Masa Jabatan

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Jumat, 09 Feb 2018 00:32 WIB
Foto: Komjen Buwas dapat penghargaan dari Wali Kota Solo (Bayu-detikcom)
Solo - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menerima hadiah dari Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo. Ini menjadi spesial karena hadiah yang diberikan merupakan penghargaan pertama dari Pemkot Surakarta yang diberikan kepada BNN.

Hadiah yang diberikan ialah sebuah wayang dengan tokoh Batara Kresna. Hadiah sarat makna untuk Buwas, sapaan Kepala BNN, yang akan mengakhiri kariernya di kepolisian maupun di BNN pada 1 Maret nanti.

"Wayang Kresna ini cocok dengan Pak Buwas, karena tokohnya yang mampu memberikan petuah, solusi-solusi kepada jajarannya untuk memberantas narkoba. Beliau dicaci, diprovokasi, bisa meredam," kata FX Hadi Rudyatmo usai menyerahkan penghargaan di Pendapi Gede Balai Kota Surakarta, Kamis (8/2/2018) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Adapun penghargaan diberikan kepada 60 aparat atas keberhasilannya mengungkap keberadaan pabrik pil PCC terbesar di Indonesia yang ada di Solo, Desember 2017 silam. Mereka terdiri dari 35 anggota BNN dan BNNP Jateng, 13 anggota Polda Jateng dan 12 anggota Polresta Surakarta.

Memperoleh penghargaan tersebut, Buwas mengaku bangga. Baginya, penghargaan ini merupakan yang pertama ia terima selama menjabat sebagai Kepala BNN.

"Jujur saja, baru Solo yang mengakui tugasnya BNN. Kita ini awalnya dicetak sebagai aparatur negara dan abdi negara, maka kita bekerja nothing to lose. Tapi kalau ada yang memperhatikan, seperti dicas, rasanya menggelegar lagi," tuturnya.

Bukan waktu sebentar bekerja selama 2,5 tahun di BNN. Namun, kata Buwas, waktu itu terasa sangat cepat, mengingat masih banyak tugas yang ingin ia selesaikan.

"Belum puas. Masih banyak yang harus dikerjakan. 2,5 tahun di BNN terasa sangat singkat, kerja pagi sampai malam gak tahu hari. Karena tidak mudah menangani kasus narkotika. Tercepat 32 hari, tapi rata-rata 3 bulan. Itu anggota tidak boleh lepas," ujarnya.

Dibandingkan dengan tugasnya sebagai Kabareskrim Polri, menjadi Kepala BNN jauh lebih memiliki beban moral. Sebab, di Bareskrim dirinya lebih banyak menyelamatkan harta. Sedangkan di BNN, yang diselamatkan ialah nyawa generasi muda bangsa Indonesia.

Sebelum mengakhiri masa jabatannya, Buwas tak segan-segan menyampaikan kritik kepada pemerintah. Dia dengan tegas mengatakan pemerintah belum begitu memperhatikan kinerja jajarannya di BNN.

Dilihat dari sisi jumlah personel, BNN dinilai sangat tidak ideal. Buwas mengatakan jumlah ideal anggota BNN ialah 74 ribu personel. Sedangkan saat ini personel BNN hanya 5.763 personel.

Dari sisi perlindungan jiwa, Buwas membandingkan dengan tindakan pemerintah kepada penyidik KPK, Novel Baswedan. Padahal, kata jenderal bintang tiga itu, BNN pun berhak mendapatkan perlindungan serupa.

"Begitu kena air keras, negara membiayai sampai hari ini. Anggota saya ditabrak mobil sampai jungkir balik, ditikam sampai dijahit, dioperasi, biaya sendiri. Adilkah ini? Padahal ini kita menyelamatkan jiwa. Kalau korupsi bisa dihitung," tandasnya.

Mengenai pengganti dirinya sebagai Kepala BNN, Buwas mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada Kapolri dan Presiden. Dia mengajak masyarakat mendukung penuh Kepala BNN yang nantinya dipilih.

Lalu apa yang akan dilakukan Buwas setelah pensiun? Disinggung masuk ke dunia politik, Buwas mengaku memilih kembali mengabdi untuk keluarga.

"Setelah pensiun, kembali mengabdi untuk keluarga. Kalau ke politik, saya ini bukan kader, saya tidak ahli. Saya kira harus berkaca diri bahwa saya tidak memiliki kemampuan untuk itu," pungkasnya.

(rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads