Bertukar Jarum Suntik, 4 Tersangka Narkoba Kampung Boncos Kena HIV

Bertukar Jarum Suntik, 4 Tersangka Narkoba Kampung Boncos Kena HIV

Arief Ikhsanudin - detikNews
Kamis, 08 Feb 2018 13:29 WIB
Kapolres Jakbar Kombes Hengki Haryadi saat rilis kasus narkoba (Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom)
Jakarta - Polisi mengankap 9 orang dalam penggerebekan tempat penjualan narkoba di Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta Barat. Empat orang di antaranya mengaku terinveksi (human immunodeficiency virus) HIV.

"Dari pengakuan, empat orang mengaku mengidap HIV. Bahkan, satu orang mengaku kehilangan istrinya karena HIV juga," ucap Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi, kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jalan Letjen S Parman, Kamis (8/2/2018).

Polres Jakbar akan memastikan pengakuan tersebut dengan melakukan pengecekan kesehatan. "Itu kan pengakuan. Kita akan cek kesehatan untuk memastikan," ucap Hengki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Terkait hal ini, Kasat Reskrim Narkoba AKBP Suhermanto mengatakan keempat tersebut diduga terkena virus HIV karena memakai jarum suntik bergantian. Mereka diduga menggunakan narkotika jenis heroin berkualitas rendah.

"Diduga dulu pakai putau, bergantian jarum suntik. Beli juga di Kampung Boncos, soalnya dulu banyak putau di sana," ucap Suhermanto.

Bersih-bersih Kampung Boncos

Sepanjang Januari, polisi menangkap sebanyak 27 tersangka. Terakhir, pada Rabu (7/2) kemarin, 9 orang ditangkap barang bukti sebanyak 65 gram sabu.


Polres Jakbar akan terus menekan peredaran narkoba di Kampung Boncos. Operasi yang digelar terkendala permukiman di Kampung Boncos yang padat.

"Di sana itu gang-gang kecil sehingga sensitif kalau ada operasi. Jadi, banyak bandarnya juga kabur," ucap Hengki Haryadi.

Hasil operasi selama sebulan polisi mendapatkan 600 gram sabu. Namun, Hengki mengatakan persediaan narkoba disana masih banyak.


"Barang barang yang ada, tidak mewakili jumlah sabu yang ada di Boncos. Di sana peredaran narkoba masih marak terjadi," ucap Hengki.

Hengki mengatakan masyarakat Kampung Boncos cenderung membiarkan peredaran narkoba tersebut. Meski begitu, menurutnya, masyarakat akan memberi informasi jika interaksi terjalin.

"Seperti kemarin setelah operasi, kita traktir bakso. Masyarakat ada yang bilang, 'Itu, Pak. Ada di sana'. Mereka juga resah karena setiap hari melihat kejadian itu," kata Hengki.


Hengki mengatakan pihaknya juga memerlukan bantuan pihak lain seperti elemen masyarakat. Untuk itu, Hengki pun rajin berkunjung ke tokoh-tokoh pemuka agama, maupun ormas Islam, dan juga lembaga pemerintahan.

"Tanpa dukungan dari masyarakat luas kami tidak akan optimal dalam menjaga kamtibmas ini di mana kami berusaha keras dalam merubah stigma yang ada di Jakarta barat ini dari tempat yang rawan akan penyalahgunaan maupun peredaran gelap narkoba," kata Hengki.

Selain itu Polres akan membuat pertemuan lebih serius dengan pemerintah Kota Jakarta Barat untuk menangani masalah narkoba di Kampung Boncos dan kampung yang jadi lokasi peredaran narkoba lainnya.


"Minggu depan kita akan bersama dengan forum pimpinan kota. Mari bersama-sama perangi narkoba," kata Hengki.

Sebelumnya diberitakan, penggerebekan yang dilakukan pada Rabu (7/2) lalu, polisi menggunakan stategi berbeda. Polisi mengungkap jaringan narkoba, kemudian menangkap para pelaku, di antaranya di Kampung Boncos.

"Saya sekali lagi menyatakan bahwa ini kampung narkoba, namun yang terakhir ini strategi saya ubah. Kita tangkap jaringan-jaringan di luar, baru kita tusuk ke dalam," kata Hengki. (aik/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads