"Saya bukan orang baru di tempat ini karena saya dulu, waktu dinas (pangkat) letnan tahun '87 sampai '92 di Reserse Polres Jakarta Pusat, yang jaraknya yang hanya empat gedung dari sini, saya selalu salat Jumat di sini, tarawih di sini selama lima tahun di Masjid Al-Furqon ini. Otomatis sebetulnya sudah jadi warga DDII," kata Tito kepada wartawan.
Hal itu disampaikan Tito seusai pertemuan dengan Ketua DDII Mohammad Siddik dan jajarannya di kantor DDII, Jl Kramat Raya Nomor 45, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito menerangkan, dalam pertemuan yang berlangsung hampir tiga jam dengan pimpinan DDII, dia mengklarifikasi video pidato dirinya yang viral dan menuai pro-kontra. Klarifikasi itu didengarkan 14 ormas yang tergabung dalam Majelis Organisasi Islam (MOI) dan diterima.
"Kita sudah melakukan pertemuan dengan Majelis Ormas Islam, ada 14 anggota Majelis Ormas Islam yang aktif dalam kegiatan dakwah di Indonesia, yang kebetulan diketuai Ketua DDII Bapak Mohammad Siddik. Kemudian kita intinya adalah silaturahmi," ujar Tito.
"Yang kita diskusikan memang saya jelaskan mengenai potongan video yang saya sampaikan dan viral. Alhamdulillah bapak-bapak yang hadir, pimpinan ormas dapat memahami bahwa saya tidak ada niat sedikit pun menafikan ormas Islam yang lain. Bahkan saya ingin bersinergi dengan seluruh ormas Islam di Indonesia," sambung dia.
Sementara itu, Ketua DDII Mohammad Siddik mengaku telah menerima dengan positif klarifikasi Tito. Mohammad mengatakan Polri dan ormas Islam memiliki hubungan yang tak terpisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
"Penting dan perlunya hubungan yang baik antara Polri dengan umat Islam yang merupakan bagian tak terpisahkan dan penting dalam negara dan bangsa kita ini," ucap Mohammad.
"Kami memahami betul apa yang terjadi (dengan video pidato Kapolri)," imbuh dia. (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini