"PAN tidak perduli terhadap hasil survei. Kalau survei itu salah satu indikator kinerja, itu silakan. Tidak pernah empat kali pemilu itu 2004, 2009, dan 2014 PAN di survei di atas 5 persen. Kami tidak pernah. Selalu di bawah 1,6 (persen). Sekarang malah di atas 1,6 persen, ya itu lebih baik daripada yang dulu," kata Taufik di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Taufik bahkan menilai sistem survei yang digunakan saat ini sudah terlampau kuno. Ia pun berpendapat sistem yang sudah kuno itu menyebabkan banyak hasil survei yang meleset.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Wakil Ketua DPR RI itu pun melihat bahwa hasil-hasil survei tersebut dapat menjadi salah satu indikator penggiringan opini publik terhadap partai politik. Ia kemudian mempertanyakan tujuan dari survei tersebut.
"Keliru. Penggiringan opini terhadap partai tertentu siapa pun itu. Dalam hal ini tentunya kami dari PAN juga mengingatkan karena kami salah terus. Karena kalau kondisinya seperti itu tujuannya ke mana survei itu, pemilu masih 2019," tuturnya.
"Silakan di survei, silakan saja. Tapi saya minta survei itu jangan sampai ada terjadi penggiringan opini. Karena survei pun di Jakarta pilkada, pilgub nggak ada yang survei Pak Anies sama Pak Sandi menang, gitu. Semuanya kalah semua," imbuhnya.
LSI Denny JA melakukan survei pada 7-14 Januari 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling dan jumlah responden 1.200 orang. Berikut hasil survei terhadap pertanyaan "Jika Pileg dilakukan hari ini, partai mana yang anda pilih?".
1. PDIP 22,2%
2. Golkar 15,5%
3. Gerindra 11,4%
4. Demokrat 6,2%
5. PKB 6,0%
6. NasDem 4,2%
7. PKS 3,8%
8. PPP 3,5 %
9. Perindo 3,0%
10. PAN 2,0%
11. Hanura 0,7%
12. PSI 0,3%
13. PBB 0,3%
14. PKPI 0,2% (yas/nvl)