Curhat Moeldoko saat Jadi Panglima: Kalau TNI Berpolitik, Saya Gorok

Curhat Moeldoko saat Jadi Panglima: Kalau TNI Berpolitik, Saya Gorok

Andhika Prasetia - detikNews
Rabu, 24 Jan 2018 15:40 WIB
Foto: KSP Moeldoko (Dika-detikcom)
Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko bercerita sewaktu ia menjabat sebagai Panglima TNI. Moeldoko pernah menitipkan pesan terhadap prajuritnya untuk menjaga netralitas saat Pemilu 2014.

"Saya pikir situasi Pemilu sewaktu saya menjadi Panglima TNI adalah situasi yang agak kurang baik karena waktu itu calon satunya dari TNI. Saya waktu jadi Panglima TNI, di sini ada kecenderungan masyarakat curiga kepada TNI," ujar Moeldoko saat menjadi pembicara dalam seminar nasional soal Pilkada di Gedung Kridha Bakti, Jl Veteran III, Jakarta Pusat, Rabu (24/1/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, saat itu masyarakat menaruh curiga soal netralitas TNI saat Ketum Gerindra Letjen (Purn) Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden 2014. Namun ia menegaskan bahwa sikap politiknya tetap mendorong netralitas.

"Waktu itu saya katakan 'TNI tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun'. Pesan ini pesan luar dan juga pesan ke dalam," tuturnya.

Moeldoko pernah meminta bahwa tak boleh ada satu pihak dari luar yang mencoba menggoyahkan netralitas TNI dalam kontestasi Pemilu. Ia juga sempat mengancam prajuritnya saat itu apabila terlibat politik praktis.



"Pesan ke luarnya jangan coba-coba mempengaruhi prajurit saya dalam konteks politik praktis, dan prajurit saya menjalankan perintah saya yang memiliki garis komando yang sangat kokoh. Pesan ke dalam 'heh, lo jangan macem-macem prajurit. Kau macam-macam, coba keluar dari perintah saya, leher kamu akan saya gorok'," paparnya.

"Alhamdulillah pada waktu itu semuanya pada posisi yang terkunci, tidak bisa bermain-main," imbuh Moeldoko. (dkp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads