"Berbicara tentang demokrasi, hadirin sekalian, kita katanya menjadi negara ketiga demokrasi yang paling maju di dunia. Pertama Amerika, kedua India, ketiga Indonesia. Coba perhatikan dengan baik Patung Liberty, patung liberty di Amerika Serikat. Perhatikan dengan sungguh-sungguh, ada sesuatu yang berkualitas," kata Moeldoko dalam seminar nasional soal Pilkada di Gedung Kridha Bakti, Jl Veteran III, Jakarta Pusat, Rabu (24/1/2018).
Moeldoko menyebut terkait sistem demokrasi yang dianut Amerika Serikat. Tak lama kemudian, ia mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang pernah menyebut bahwa demokrasi di Indonesia itu kebablasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal demokrasi kita, menurut saya, Pak Presiden mengatakan kebablasan. Kalau saya demokrasi kita tanpa batas. Di patung liberty itu kebebasan amerika yang diangkat tinggi-tinggi oleh obor, tetapi kita lihat, di tangan kiri dia pegang konstitusi negaranya," ucapnya.
Menurutnya, demokrasi itu harus diimbangi dengan konstitusi. Jika tidak, maka terjadi sekat tipis antara demokrasi dan anarkis.
"Cara demokrasi harus dikawal dengan baik oleh sebuah konstitusi. Kalau tidak, beda demokrasi dan anarkis itu sangat tipis. Bisa dengan dalih dengan pembenaran jubah demokrasi, segalanya bisa dilakukan atas nama demokrasi. Demokrasi harus diperkuat konstitusi, kalau tidak kecenderungannya anarkis. Ini sangat tipis," papar eks Panglima TNI ini.
(dkp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini