Viral Tendang Satpol PP, Walkot Mataram: Itu Terukur, Nggak Kena

Viral Tendang Satpol PP, Walkot Mataram: Itu Terukur, Nggak Kena

Aditya Mardiastuti - detikNews
Selasa, 23 Jan 2018 13:22 WIB
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh saat pelantikan Satpol PP (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta - Wali Kota Mataram TGH Ahyar Abduh ramai diperbincangkan gara-gara aksi menendang anggota Satpol PP. Ahyar mengatakan aksi itu dilakukannya secara spontan.

"Itu spontanitas. Waktu itu saya melantik Kasatpol PP. Biasanya setelah pelantikan itu ada anggota yang dibariskan karena mendapatkan pimpinan yang baru. Saya samperin ke situ, kemudian oleh Kasatpol PP bisik ke saya untuk uji fisik. Itu saja," ujar Ahyar kepada detikcom, Selasa (23/1/2018).

Ahyar mengatakan pelantikan itu dihadiri para pejabat Pemkot Mataram dan awak media. Malah saat itu para tamu yang melihat aksinya itu banyak yang tertawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua wartawan banyak, pejabat juga banyak, ya sudah, saya tes. Mainlah atraksi sedikit. Sebenarnya itu nggak kena, hanya itu saja, nggak ada. Orang ketawa-ketawa. Selama ini belum pernah. Jadi orang tidak tahu saya orang silat. Tendangannya kok masih bagus, itu saja," paparnya.


Ketua Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) itu mengaku saat itu dilakukan spontan karena ikut euforia pelantikan Kepala Satpol PP yang baru. Namun ia memastikan tendangannya terukur dan tak mengenai anggota tubuh Satpol PP.

"Itu juga nggak kena, nggak ada yang terluka, orang nggak kena. Masak saya menyakiti anggota, sekadar tes fisik, oh sigap juga, kecuali orang marah, baru. Itu pejabat baru melihat saya ketawa-ketawa. Spontanitas memberi motivasi, wah kalau kena, gimana itu. Biasa itu," jelasnya.

"Anak-anak (Satpol PP) kita deket, terbuka, biasa dengan anak-anak, dengan pasukan Satpol PP yang setiap saat di pendopo. Bisa ditanya gimana keseharian (saya)," imbuhnya.

Tendangan Walkot Mataram yang menuai kontroversiTendangan Wali Kota Mataram yang menuai kontroversi (Foto: dok. Istimewa)
Ia pun maklum, menjelang Pilkada Serentak, sebagai cagub petahana, kegiatannya mendapat sorotan. Namun ia memastikan aksinya itu dilakukan sebagai bentuk keakraban dengan bawahannya.

"Ya tapi kita mengerti juga, saya termasuk salah satu bakal calon yang mendaftar, bisa saja jadi konsumsi politik dan sebagainya. Saya juga tidak memperkirakan kalau menjadi viral. Kalau tahu, saya juga nggak mungkin, karena ini spontanitas saja, nggak pikir lain-lain," pungkasnya.


Peristiwa yang ramai dibahas itu terjadi ketika Ahyar melantik Kepala Satpol PP Mataram Bayu Pacapati pada 17 Januari 2018 di kantor Wali Kota Mataram, Jl Pejanggik, Mataram, NTB. Terkait hal itu, Kemendagri mengimbau para kepala daerah menghindari perbuatan yang menuai kontroversi.

"Kita mengimbau kepada semua kepala daerah untuk menghindari perilaku yang bisa diterjemahkan secara multitafsir oleh publik. Bila seorang wali kota adalah pesilat, tentu wajar mempertontonkan jurus silat di arena silat atau sejenis. Tapi menjadi janggal bila hal itu dilakukan di dalam kantor atau di tempat yang tidak semestinya," ujar Direktur Fasilitas Kepala Daerah, DPD, dan Hubungan Antarlembaga (FKDH) Kemendagri Akmal Malik dalam keterangannya, Senin (22/1/2018) malam.

"Maka, mari bersikap yang lebih terukur dan tidak menimbulkan praduga yang tidak semestinya," sambungnya. (ams/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads