Dari foto yang beredar terlihat sejumlah pria yang memakai kaos berkerah warna hitam itu berdiri di lapangan. Ahyar yang memakai jas dan berpeci hitam itu terlihat mengayunkan tendangannya ke arah anggota Satpol PP.
Pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) menyatakan sampai saat ini belum mengetahui alasan Ahyar menendang anggota Satpol PP tersebut. Meski begitu, setiap pejabat diminta untuk berhati-hati dalam melakukan sesuatu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akmal juga mengimbau seluruh kepala daerah untuk menghindari perbuatan yang dapat ditafsirkan secara beragam oleh masyarakat. Terlebih lagi, sambung Akmal, 2018 merupakan tahun politik di mana setiap tingkah laku pejabat akan menuai sorotan.
"Kita mengimbau kepada semua kepala daerah untuk menghindari perilaku yang bisa diterjemahkan secara multitafsir oleh publik. Bila seorang wali kota adalah pesilat, tentu wajar mempertontonkan jurus silat di arena silat atau sejenis. Tapi menjadi janggal bila hal itu dilakukan di dalam kantor atau di tempat yang tidak semestinya," ujarnya.
"Maka, mari bersikap yang lebih terukur dan tidak menimbulkan praduga yang tidak semestinya," sambungnya.
![]() |
Saat itulah muncul permintaan untuk tes fisik. Sejumlah anggota Satpol PP yang berbaris mengenakan kaos berkerah pun mendapat ayunan tendangan dari Ahyar. Namun, Bayu memastikan jika aksi itu sebagai pembiaran kekerasan.
"Itu bentuk keakraban kami dengan satuan kami pembina kami, Pak Wakil dan Wali. Itu biasa di Satpol PP, bukan membiasakan kekerasan, itu salah," jelas kata Kepala Satpol PP Kota Mataram Bayu Pancapati kepada detikcom, Selasa (23/1/2018).
(ams/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini