Lulusan pilot dari sekolah penerbangan belum terserap secara maksimal. Menjelang akhir 2017,seribuan pilot dilaporkan menganggur alias tak mendapatkan pekerjaan.
"Program itu masih tetap berjalan. Kita masih mengevaluasi. Masalahnya, lulusan itu kan harus diimbangi dengan kebutuhan di masyarakat terutama kalau penerbangan itu kan artinya kebutuhan tertentu. Ya artinya hanya bisa dipekerjakan di bandara untuk di airline atau di Airnav," ujarnya di kampus BP3 Curug, Tangerang, Senin (22/1/2018).
Ia sendiri menampik kabar bahwa pilot yang menganggur karena tak terserap oleh lapangan pekerjaan. Itu karena setelah lulus, mereka mesti menambah jam terbang dan kemampuan tambahan lainnya melalui kursus kilat.
"Jadi misalnya dia harus menambah jam terbang, rating, apa pun, jadi tidak serta-merta. Dia harus menambah kapasitasnya (dahulu) sebagai pilot," imbuh Sri.
Ia juga merasa bahwa lulusan terbanyak dari sekolah penerbangan berasal dari pihak swasta. Sebab, sekolah penerbangan milik negara hanya berjumlah dua sekolah.
"Padahal itu bukan dari sisi kita ya, government. Karena kita kan cuma dua sekolah yang menghasilkan penerbangan. Justru yang swasta ini jumlahnya mungkin sekitar 21. Itu yang harusnya dievaluasi," lanjut dia.
Sri menjelaskan untuk short course (kursus kilat) sendiri biasa dilakukan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) seperti di Curug, Tangerang. Sedangkan lulusan pilot dihasilkan dari politeknik, akademi, dan sekolah penerbangan.
Diklat Pemberdayaan Masyarakat Angkatan VII dan VIII
Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug melaksanakan program diklat Pemberdayaan Masyarakat Basic Avsec Initial Angkatan VII dan VIII di kampus BP3 Curug, Kabupaten Tangerang.
Diklat ini merupakan program pemberdayaan masyarakat sesuai dengan program Nawacita yang dicanangkan oleh pemerintah Presiden Jokowi guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Pelatihan Basic Avsec sendiri merupakan diklat yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan keselamatan serta keamanan penerbangan dan bandara.
"Pendidikan dan pelatihan Basic Avsec bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan juga keterampilan mengenai keamanan dan keselamatan penerbangan dalam rangka untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan, keteraturan, dan efisiensi penerbangan di seluruh area penerbangan," kata Sri.
Peserta diklat yang tersaring berjumlah 40 orang, dari angkatan VII berjumlah 20 orang dan angkatan VIII berjumlah 20 orang. Sedangkan jumlah pendaftar yang masuk berkisar 1.000 orang.
Mereka telah lolos seleksi, mulai dari administrasi, akademik, kesehatan, psikotes, bebas narkoba, hingga tes wawancara.
(nwy/ega)
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub kemudian melakukan moratorium atau penghentian sementara program pilot D2 di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug.
Meski demikian, dikatakan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara, Sri Lestari Rahayu, program tersebut masih berjalan hanya dilakukan evaluasi antara jumlah lulusan dan jumlah lapangan pekerjaan.
"Program itu masih tetap berjalan. Kita masih mengevaluasi. Masalahnya, lulusan itu kan harus diimbangi dengan kebutuhan di masyarakat terutama kalau penerbangan itu kan artinya kebutuhan tertentu. Ya artinya hanya bisa dipekerjakan di bandara untuk di airline atau di Airnav," ujarnya di kampus BP3 Curug, Tangerang, Senin (22/1/2018).
Ia sendiri menampik kabar bahwa pilot yang menganggur karena tak terserap oleh lapangan pekerjaan. Itu karena setelah lulus, mereka mesti menambah jam terbang dan kemampuan tambahan lainnya melalui kursus kilat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga merasa bahwa lulusan terbanyak dari sekolah penerbangan berasal dari pihak swasta. Sebab, sekolah penerbangan milik negara hanya berjumlah dua sekolah.
"Padahal itu bukan dari sisi kita ya, government. Karena kita kan cuma dua sekolah yang menghasilkan penerbangan. Justru yang swasta ini jumlahnya mungkin sekitar 21. Itu yang harusnya dievaluasi," lanjut dia.
Sri menjelaskan untuk short course (kursus kilat) sendiri biasa dilakukan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) seperti di Curug, Tangerang. Sedangkan lulusan pilot dihasilkan dari politeknik, akademi, dan sekolah penerbangan.
Diklat Pemberdayaan Masyarakat Angkatan VII dan VIII
Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug melaksanakan program diklat Pemberdayaan Masyarakat Basic Avsec Initial Angkatan VII dan VIII di kampus BP3 Curug, Kabupaten Tangerang.
Diklat ini merupakan program pemberdayaan masyarakat sesuai dengan program Nawacita yang dicanangkan oleh pemerintah Presiden Jokowi guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Pelatihan Basic Avsec sendiri merupakan diklat yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan keselamatan serta keamanan penerbangan dan bandara.
"Pendidikan dan pelatihan Basic Avsec bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan juga keterampilan mengenai keamanan dan keselamatan penerbangan dalam rangka untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan, keteraturan, dan efisiensi penerbangan di seluruh area penerbangan," kata Sri.
Peserta diklat yang tersaring berjumlah 40 orang, dari angkatan VII berjumlah 20 orang dan angkatan VIII berjumlah 20 orang. Sedangkan jumlah pendaftar yang masuk berkisar 1.000 orang.
Mereka telah lolos seleksi, mulai dari administrasi, akademik, kesehatan, psikotes, bebas narkoba, hingga tes wawancara.











































