CIA Sebut Rumor Intrik Para Jenderal di Belakang Malari

CIA Sebut Rumor Intrik Para Jenderal di Belakang Malari

Aryo Bhawono - detikNews
Senin, 15 Jan 2018 16:46 WIB
Repro cover buku Soemitro dan Peristiwa Malari 1974
Jakarta - Persaingan jenderal di sekeliling Soeharto mewarnai laporan CIA atas peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari) kepada Presiden AS waktu itu, Richard Nixon. Kerusuhan ini membuat Presiden Soeharto membubarkan Asisten Pribadi (aspri) dan mengambil alih jabatan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib).

Laporan tertulis dalam kumpulan laporan harian presiden (presidents daily brief/PDB) yang rutin diberikan oleh Central Intelligence Agency (CIA) tertanggal 8 April 1974 tersebut baru dibuka pada 15 Desember 2016 lalu. Laporan itu menyebutkan adanya rumor persaingan antar jenderal yang dekat dengan Presiden Soeharto.

"Ekspresi keresahan meningkat atas perkembangan pemerintah sejak pertengahan 1972 diiringi oleh protes mahasiswa dan rumor persaingan politik antar jenderal yang dekat dengan Soeharto," tulis dokumen itu.

Peristiwa Malari dipicu oleh kondisi perekonomian yang memburuk bagi sebagian rakyat. Program Pembangunan Lima Tahun (Pelita) yang dilakukan Soeharto hanya memberikan laporan peningkatan secara statistik tanpa bisa dinikmati rakyat.

Hasil pertanian dilaporkan meningkat tetapi kondisi petani masih buruk, harga beras mahal, dan seringkali terjadi kesalahan distribusi. Sebagain besar hasil panen itu diyakini justru untuk memenuhi kebutuhan militer.

Puncak tragedi Malari adalah demonstrasi yang berujung kerusuhan saat Perdana Menteri Jepang, Kakuei Tanaka, berkunjung ke Jakarta pada 15 Januari 1974. Sentimen anti Jepang tengah marak di masyarakat.

Soeharto sendiri tak menolerir segala bentuk protes. Ia meyakini memberikan sedikit perhatian bakal memicu aksi lebih besar.

Selain itu, isu rumor soal persaingan para jenderal di sekelilingnya juga sampai ke telinga Soeharto. Presiden Soeharto melakukan perombakan petinggi militer dengan membubarkan Asisten Presiden dan mengganti Panglima Kopkamtib.

Laporan CIA itu menyebutkan Jenderal Soemitro sebagai orang terkuat ke-dua di rezim orde baru mengundurkan diri dari jabatannya, Panglima Kopkamtib. Pendukung Soemitro kemudian berada dalam posisi bahaya.

Bambang Wiwoho dan Banjar Chaeruddin mencatat dalam bukunya Memori Jenderal Yoga bahwa Presiden Soeharto menunjuk Jenderal Yoga Sugomo sebagai Kepala Bakin dan menugaskannya membuat laporan lengkap mengenai peristiwa Malari. Laporan itu salah satunya menyebutkan Hariman Siregar, salah satu inisiator demonstrasi Malari, ingin mengadu Aspri Presiden dan Panglima Kopkamtib agar presiden jatuh.

"Ia (Hariman Siregar) berkata 'Saya mau revolusi lebih dari Muangthai dan Athena. Caranya kita adu antara Aspri Presiden dan Pangkomkaptib agar Presiden Jatuh'," tulis buku itu.

Asisten Pribadi Presiden ini terdiri atas beberap jenderal seperti Sudjono Humardani, Ali Moertopo, Tjokropranolo, dan Suryo. Mereka dianggap mahasiswa sebagai orang-orang yang mengambil keuntungan pribadi atas beberapa program pemerintah.

Presiden Soeharto-pun lantas membubarkan Aspri Presiden dan mengambil alih jabatan Panglima Komkaptib dan menunjuk kepala staf untuk melakukan kegiatan harian Kopkamtib. (ayo/jat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads