Pertikaian kedua belah pihak dimulai saat PKS memecat Fahri dari seluruh keanggotaan partai. Tak terima, Wakil Ketua DPR itu mengajukan gugatan terhadap pemecatannya. Hingga putusan pengadilan tinggi (PT), Fahri memenangi pertarungan. Namun PKS tak mau tinggal diam. Partai pimpinan Sohibul Iman itu melanjutkan perlawanan ke jalur kasasi terkait pemecatan Fahri.
Dalam perjalanannya, Fahri kerap melontarkan tudingan tajam terhadap pimpinan PKS. Terbaru, Fahri menyebut PKS menerapkan asas ketaatan yang tinggi dan akan memecat setiap kader yang kritis. Dia lalu mengajak para kader muda PKS melakukan perlawanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lawan ini, mengajak anak muda di partai ini. Janganlah model kepemimpinan seperti ini dibiarkan, berbahaya!" kata Fahri saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/1).
Selain dirinya, Fahri menyebut beberapa kader mengalami pemecatan lantaran bersikap kritis terhadap partai. Kebanyakan yang dipecat, jelas Fahri, lantaran mereka mengikuti jalannya.
Bagi yang taat terhadap ucapan petinggi partai, kata Fahri, nasibnya akan terjamin. Tak peduli dia pernah melakukan apa pun jenis kejahatan.
"Sekarang kan banyak orang diancam, karena mau pencalegan bisa dihapus namanya atau bisa ditaruh nomor buncit. Pokoknya, kalau mulai berbeda pendapat, dihabisi, tapi melakukan kesalahan lain, nggak. Mau kejahatan moral apa pun dia nggak peduli. Itu menurut saya karena pimpinannya itu kerdil jiwanya," terang Fahri.
Fahri menyebut PKS lebih 'memaafkan' elite yang terlibat kasus korupsi ketimbang kader yang kritis. Dia mencuitkan kalimat 'Boleh melakukan kesalahan apa pun yang penting taat qiyadah?'
"Orang itu boleh melakukan kesalahan apa pun, bagi pimpinan PKS, asal nurut dia selamat. Mulai dari yang pernah kasus korupsi sampai kasus... waduh jeleklah kalau diungkapkan. Kasus korupsi saya sebut karena relatif bisa dibaca siapa-siapa, nggak ada yang namanya pemecatan dari seluruh struktur keanggotaan," papar Fahri menjelaskan cuitannya.
"Tapi begitu Anda kritis, Anda dipecat dan dicabut akarnya karena mereka terganggu otoritas itu dan nggak boleh ada orang kritis, dicabut!" tambah dia.
PKS membantah kritik Fahri tersebut. Kepala Departemen Hukum dan HAM PKS Zainuddin Paru menolak jika PKS disebut tak bertindak tegas terhadap kadernya yang terlibat korupsi. Namun keputusan itu tidak disampaikan kepada publik.
"Bahwa tuduhan oleh FH terhadap anggota PKS yang korupsi ataupun masalah lainnya, sudah pasti mereka mendapatkan sanksi yang setimpal. Tapi semua keputusan itu, tidak oleh PKS tidak pernah disampaikan kepada publik. Itu semua semata-mata untuk menjaga nama baik yang bersangkutan dan kemaslahatan bersama," ungkap Zainuddin saat dihubungi, Jumat (5/1).
Dia pun menyebut kepemimpinan di PKS tidak seperti yang disampaikan Fahri. Ditegaskan Zainuddin, PKS sangat terbuka, tapi seluruh kader harus patuh pada kebijakan partai.
"Di PKS itu amat sangat terbuka dan memberi kebebasan ke semua orang, baik dari pengurus pusat, wilayah, daerah, kader tingkat terkecil, dan anggota biasa boleh bicara untuk berpendapat, menyampaikan kritik dan saran terhadap suatu hal yang masih dalam proses diskusi, selama tidak menyalahi akhlak dan moral atau hal-hal tidak baik," jelasnya.
Foto: Rachman Haryanto/detikcom |
"Ketika suatu hal sudah diputuskan, kalau kami musyawarah syuro, walau di awal tidak setuju, dia harus tunduk dengan keputusasaan itu. Tidak ada istilah diktator dan arogan. Dibuka ruang seluas-luasnya, sampai pada waktunya mengambil keputusan. Setiap keputusan yang diambil sudah merupakan konsensus dan semua kader baik pengurus atau anggota biasa, dia ikut dengan keputusan itu," sambung Zainuddin.
Kritik dan tudingan yang dilemparkan Fahri ke PKS dinilai sebagai bentuk keputusasaan. Itu, menurut Zainuddin, karena Fahri tak lagi bisa maju sebagai bakal caleg dari PKS karena telah dipecat dari partai itu.
"Itu kan bagian dari keputusasaan dari Fahri karena sudah dipecat, apalagi kesempatan untuk menjadi calon anggota DPR sudah tidak ada lagi. Daftar pencalonan anggota Dewan sudah di-launching oleh hampir semua partai, termasuk PKS, dan tidak ada nama Fahri dari PKS," tandasnya. (elz/tor)












































Foto: Rachman Haryanto/detikcom