Fahri: Bagi Pimpinan PKS Boleh Kena Kasus Korupsi, tapi Kritis Dipecat!

Fahri: Bagi Pimpinan PKS Boleh Kena Kasus Korupsi, tapi Kritis Dipecat!

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Kamis, 04 Jan 2018 18:09 WIB
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (Gibran Maulana/detikcom)
Jakarta - Politikus senior yang masih kader PKS, Fahri Hamzah, terlibat adu argumen dengan seseorang di lini masa Twitter. Dalam perdebatan yang terkait kursi pimpinan DPR itu, Fahri mencuitkan kalimat 'Boleh melakukan kesalahan apapun yg penting taat Qiyadah?' Fahri punya penjelasan.

"Sekarang sederhana aja, contoh yang paling baru... saya nggak sebut contoh, banyak contohnya sebenarnya, tapi trennya begitu di PKS itu," ujar Fahri ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/1/2018).

"Orang itu boleh melakukan kesalahan apa pun, bagi pimpinan PKS, asal nurut dia selamat. Mulai dari yang pernah kasus korupsi sampai kasus... waduh jeleklah kalau diungkapkan. Kasus korupsi saya sebut karena relatif bisa dibaca siapa-siapa, nggak ada yang namanya pemecatan dari seluruh struktur keanggotaan," Fahri menambahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Fahri, di PKS ada etika kepatuhan terhadap pimpinan partai yang tinggi. Andai membangkang dari kebijakan partai, kata Fahri, kader itu pasti dipecat.

"Tapi begitu Anda kritis, Anda dipecat dan dicabut akarnya karena mereka terganggu otoritas itu dan nggak boleh ada orang kritis, dicabut!" ucap Fahri.

Fahri mengatakan kariernya di PKS selama 25 tahun, sejak sebelum masa partai, dicabut hingga akar-akarnya hanya karena kritis dan berbeda pendapat dengan pimpinan partai. Fahri mengkritik keras hal tersebut.

"Jadi di sana itu boleh melakukan kejahatan apa pun, yang penting jangan beda pendapat," katanya.


Fahri menyayangkan jika PKS terus seperti itu, yakni memperbolehkan kejahatan apa pun asalkan tidak kritis terhadap pimpinan partai. Menurut Fahri, PKS tak akan menjadi partai besar dalam waktu dekat.

"Kapan PKS mau jadi partai besar kalau justru perbedaan pendapat itu yang menjadi sebab dia dihabisi dengan doktrin taat? Omong kosong itu! Itu kan pimpinan-pimpinan bermental kecil aja yang begitu," kritik Fahri. (gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads