Salah satu korban berinisial N (12), sehari-hari jualan asongan tisu di kawasan Melawai, Jakarta Selatan. Dia bertemu dengan pelaku ketika berjualan tisu di sana.
"(Dijual kepada WNA) sudah lama," ujar N saat ditemui di Mapolres Jakarta Selatan, Jl Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
N sudah putus sekolah sejak bangku Sekolah Dasar (SD). N mengaku berjualan agar menghasilkan uang untuk jajan. Sementara uang hasil menjajakan seks digunakan untuk main internet.
"Buat ke warnet, main Facebook-an," lanjut N.
Ibu korban, T mengaku sering melarang anaknya untuk berjualan tisu. Namun N diam-diam keluar rumah tanpa sepengetahuan T.
"Suka dilarang jualan, kan saya juga dagang teh botol di Senayan. Nah dia suka diam-diam jualan tisu," kata T.
Sementara T mengaku baru mengetahui anaknya dieksploitasi secara seksual oleh para pelaku. T baru mengetahuinya sejak tanggal 18 Desember 2017 lalu.
"Iya tahunya dari anak sendiri, dia yang cerita," kata T lagi.
Dalam kasus ini, polisi menangkap empat orang wanita. Keempat pelaku, salah satunya Dinah (54) sebagai mami, dua orang perekrut dan satu orang perantara. (mei/rvk)











































