Mitos Sekjen Golkar Harus Militer

Mitos Sekjen Golkar Harus Militer

Faiq Hidayat - detikNews
Selasa, 19 Des 2017 09:11 WIB
Munaslub Golkar di JCC, Senayan (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta - Kursi Sekjen Golkar ramai dibahas seiring diangkatnya Airlangga Hartarto menjadi ketua umum pengganti Setya Novanto. Politikus Golkar, Yorrys Raweyai, memprediksi kursi Sekjen Golkar akan diisi nama baru.

Nama-nama politikus Golkar lintas generasi dari Happy Bone, Ibnu Munzir, hingga Ace Hasan Syadzily masuk bursa sekjen. Yorrys juga menyebut nama Andi Sinulingga, yang akrab disapa Ucok.

"Ada si Ibnu Munzir, ada Happy Bone, ada Ace Hasan. Kalau lintas generasi ada Ucok, semua banyak yang bagus-bagus, sekarang era milenial. Jangan abdul lagi 'abang zaman dulu'," ujar Yorrys di gedung JCC, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun dalam perjalanan pengurus Partai Golkar. Jabatan Sekjen Partai Golkar sebelumnya diisi oleh kalangan militer. Misalnya era kepemimpinan Jusuf Kalla, sekjen diduduki oleh Letjen TNI (Purn) Soemarsono.

Di era Akbar Tandjung, sekjen dijabat oleh Letjen TNI (Purn) Budi Harsono. Sebelumnya ketika Harmoko menjadi ketua umum, sekjen dijabat oleh Letjen TNI (Purn) Ary Mardjono.

Pengamat Komunikasi Politik dari Lembaga Analisis Politik Indonesia Maksimus Ramses menilai ketua umum Golkar yang menentukan jabatan Sekjen akan diisi oleh siapa. Bisa dari militer bisa bukan.

"Saya kira Sekjen dari sipil atau militer menjadi rencana Golkar sendiri, yang penting begini bahwa sosok Sekjen bisa bekerja sama dengan ketum ya. Posisi sekjen menentukan meningkatkan elektabilitas partai sendiri, apakah kalangan sipil atau militer itu sangat menentukan. Jadi harus hati-hati menentukan Sekjen sendiri," ujar Maksimus Ramses saat dihubungi, Senin (18/12/2017) malam.


Namun kata Maksimus Ramses, Idrus Marham bisa dipertahankan jika bisa meredam konflik internal partai. Apabila Idrus Marham tidak memberikan peningkatan elektabilitas partai, maka Sekjen Golkar akan diisi nama baru.

"Ketum merasa bahwa posisi Idrus misalnya tidak memberikan keuntungan meningkatkan elektabilitas atau tidak bisa bekerja sama dengan Golkar bisa saja diganti. Kalau misalnya Idrus layak bisa meredam konflik Golkar akan dipertahankan," ucap Maksimus.


Ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, bicara soal perombakan pengurus DPP Golkar. Namun kursi Sekjen Golkar akan ditentukan setelah Munaslub.

"Nanti setelah munaslub besok," ujar Airlangga di gedung JCC, Senayan Jakarta, hari yang sama. (fai/rna)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads