Anies: 20 KK Jati Padang yang Mengungsi Sudah Kembali ke Rumahnya

Anies: 20 KK Jati Padang yang Mengungsi Sudah Kembali ke Rumahnya

Indra Komara - detikNews
Minggu, 17 Des 2017 02:35 WIB
Anies cek tanggul Kali Pulo yang jebol (Foto: Indra Komara/detikcom)
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan 20 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Jati Padang, Pasar Minggu yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumahnya. Dia menginstruksikan perbaikan tanggul Kali Pulo harus tuntas.

"Tadi ada warga yang sempat ngungsi 20 orang tapi sudah pulang ke rumah masing-masing," ujar Anies di lokasi, Minggu (17/12/2017).

Anies mengatakan pengerjaan perbaikan tanggul itu akan dikerjakan hari ini nonstop. Sehingga diharapkan perbaikan itu segera tuntas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies juga mengakui perbaikan pada kali ini memang sifatnya masih sementara agar warga tidak kebanjiran lagi. Ke depan dia menargetkan penguatan tanggul yang lebih permanen.

"Dengan penguatan seperti ini maka di tempat ini sudah mulai dari 2014, 2015, 2016, itu selalu terjadi. Tapi tidak pernah ada penguatan yang besar. Sekarang kita berikan kekuatan yang besar untuk menahan, sifatnya memang masih sementara untuk melewati musim hujan," jelasnya.

"Sesudah musim hujan lewat baru kita siapkan solusi jangka panjangnya. Jangka pendek adalah mengamankan agar warga tidak tergenang air sungai tak melimpah tidak ada lagi yang jebol itu yang sekarang digiatkan," imbuh Anies.

Dia menyebut salah satu solusi untuk mengatasi banjir tersebut dengan menambah daerah aliran sungai. Salah satunya dengan pelebaran sungai.

"Di daerah aliran sungai harus ada proses naturalisasi sekaligus juga pelebaran mau tidak mau karena tanpa ada pelebaran dan naturalisasi maka akan selalu muncul masalah ini. Nah ini akan membutuhkan kerja sama keluarga," jelas Anies.

Anies menambahkan dia juga sudah berbincang dengan warga terkait masalah ini. Bahkan menurutnya beberapa warga sudah sepakat untuk digeser.

"Kemarin ketika saya kesini jumpa dengan warga dan warga bersedia karena mereka menyaksikan sendiri efek dari rumah-rumah yang mengurangi lebarnya sungai. Sungainya tinggal 2 meter bahkan kalau anda jalan ke ujung kira-kira 500 meter sungainya itu hilang, karena di atasnya rumah penduduk jadi malah warga di sini menyebut daerah sungai hilang katanya. Jadi betul-betul hilang," urainya.

"Jadi sudah tidak bisa lagi kita koreksi dan solusi seperti ini kita sampaikan kpada warga bukan soal mengikuti peraturan ini juga soal kemanusiaan. Anda tega kalau tetangga anda terus menerus kebanjiran karna anda rumahnya menghalangi aliran sungai jadi saya sampaikan pada semua sebaik-baiknya manusia itu yang memberikan manfaat," imbuhnya.

Menurutnya, wacana soal pemindahan itu akan digodoknya dengan matang. Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, dan perbaikan tanggul benar-benar kuat agar tak ada lagi yang kebanjiran.

"Ketika saya sampaikan itu mereka bilang baik kita akan siap pindah. Kita akan atur pelaksanaanya dengan cara yang benar cara yang baik warganya tidak dirugikan prosesnya benar. Jangka pendek mengamankan agar tanggulnya kuat sehingga aliran sungai tidak melimpah dan menggenangi lingkungan sini," pungkasnya.


(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads