Retno menyampaikan Komisioner Uni Eropa untuk urusan Luar Negeri dan Pertahanan, Federica Mogherini saat melakukan pertemuan bilateral di Kantor Komisioner Uni Eropa, Brussels, Belgia, Kamis (14/12/2017). Retno tiba di Brussels dari Istanbul pada Rabu (13/12).
"Indonesia mengharapkan negara-negara Uni Eropa untuk tidak mengikuti jejak unilateral Amerika Serikat mengenai status Yerusalem," kata Retno pada pertemuan itu seperti dalam keterangan tertulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Retno berharap negara-negara Uni Eropa, yang menjunjung tinggi hukum dan norma internasional, untuk tetap berpegang kepada keputusan 'status quo' yang telah ditetapkan PBB mengenai status Yerusalem saat ini. Dia juga meminta agar semua negara-negara Uni Eropa dapat mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka.
Dalam kesempatan tersebut, Retno juga menyampaikan hasil-hasil dari KTT Luar Biasa OKI mengenai Palestina 13 Desember 2017. Dijelaskan Retno, anggota OKI bersatu dan tegas mengecam serta menolak keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Selain itu, Retno juga mengajak Uni Eropa mendukung Palestina melalui berbagai bantuan kemanusiaan, ekonomi dan peningkatan kapasitas. Menurut Retni, bantuan ini penting agar baik Pemerintah dan rakyat Palestina dapat meningkatkan kapasitasnya dalam memerintah negaranya sendiri.
Selain isu Palestina, Retno dan Komisioner UE juga membahas perkembangan di Rakhine State. Keduanya berharap agar perjanjian antara Bangladesh dan Myanmar mengenai repatriasi pengungsi dapat segera diimplementasi.
Untuk diketahui, Indonesia memiliki kemitraan strategis dengan Uni Eropa. Kedua pihak memiliki shared interests and values antara lain terkait dengan demokrasi, toleransi, human rights, pluralisme, lingkungan hidup dan regional integration/multilateralism.
Nilai perdagangan bilateral Indonesia-UE tercatat sebesar 28.5 miliar Euro (2016). Ekspor utama Indonesia ke UE antara lain kelapa sawit (49%), tekstil, alas kaki, plastik, karet. Sementara itu, nilai investasi UE ke Indonesia sebesar 2.6 miliar euro (2016). Indonesia merupakan negara ASEAN pertama yang memiliki Partnership and Cooperation Agreement (PCA) dengan Uni Eropa di tahun 2016.
(idh/nkn)