PKS: Surat Terbuka soal Yerusalem akan Dikirim ke Trump Sore Ini

PKS: Surat Terbuka soal Yerusalem akan Dikirim ke Trump Sore Ini

Indra Komara - detikNews
Rabu, 13 Des 2017 13:09 WIB
PKS: Surat Terbuka soal Yerusalem akan Dikirim ke Trump Sore Ini
Foto: Sukamta (Indra/detikcom)
Jakarta - Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP PKS Sukamta selesai bertemu dengan perwakilan Kedubes AS. Surat terbuka soal Yerusalem yang dibawa akan dikirim sore ini ke Presiden AS Donald Trump.

"Tadi surat sudah saya sampaikan dan diterima dengan baik dijanjikan surat itu akan dikirim ke Presiden Trump sore ini," kata Sukamta di depan Kedubes AS, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017).

Sukamta keluar dari Kedubes AS pukul 11.45 WIB. Dia berharap melalui surat terbuka tersebut Presiden Trump bisa mencabut pernyataannya terkait Yerusalem yang diklaim sebagai ibu kota Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mengharapkan agar surat itu menjadi pertimbangan yang sangat serius bagi Presiden AS untuk me-review kembali mengubah pandangannya dan keputusannya untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ujarnya.




Dalam hal ini, Anggota Komisi I DPR itu juga memaparkan pihak kedubes AS menghargai pandangan yang disampaikan oleh PKS melalui surat terbuka itu. Kepada perwakilan Kedubes AS, Sukamta juga menjelaskan Bhinneka Tunggal Ika di mata Islam.

"Kedubes merespons dengan baik mereka menghormati pandangan PKS dan masalah Yerusalem ini masalah yang sensitif bagi umat Islam baik Indonesia maupun dunia. Yerusalem adalah kota suci bagi umat Islam," jelasnya.

"Pak David menghargai pandangan PKS maupun umat Islam mudah-mudahan itu refleksi Amerika," lanjutnya.

Sukamta juga menyampaikan pernyataan David terkait sikap Kedubes AS soal demo yang ramai menggeruduk Kedutaan AS beberapa hari belakangan. Kata dia, Kedubes AS di Indonesia tidak memiliki ahli Timur Tengah, sehingga Kedubes AS di Indonesia akan menunggu sikap dari Washington.

"Mereka ini tadi David mengatakan bahwa memang kedutaan di Indonesia sehingga tidak ada yg ahli Timur Tengah, yang ada ahli Indonesia di Asia Tenggara sehingga mereka akan menyerahkan keputusan itu ke Washington tapi ada aspirasi umat Islam mereka menghormati," jelasnya. (rvk/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads