"Bilamana sudah terkena, tidak bisa vaksin tetapi dengan antidifteri serum atau ADS. Kalau saya hitung, satu pasien yang terkena difteri ini kami harus mengeluarkan ADS itu seharga 4 juta," kata Nila di SMA Negeri 33 Jakarta, Jalan Kamal Muara, Jakarta Barat, Senin (11/12/2017).
Terkait biaya ADS untuk pasien difteri, Nila belum bisa memastikan siapa yang bertanggung jawab. Hal itu harus diperhitungkan terlebih dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ini kita belum tahu siapa yang akan bertanggung jawab, apakah BPJS, kita harus perhitungkan kembali," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini ADS belum bisa diproduksi oleh Kemenkes. Kemenkes baru mempunyai vaksin yang diproduksi oleh Geo Farma.
"ADS ini memang belum kita bisa buat, tapi kalau vaksin difteri kita sudah punya. Jadi tolong pakai vaksin yang berasal dari Geo Farma," pungkasnya. (abw/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini