"Tentu harus memenuhi syarat sesuai syarat dalam AD/ART. Kedua, figur yang masih terjaga integritasnya, baik secara politik, ekonomi, sosial, dan budaya," ujar Ade kepada wartawan, Jumat (8/12/2017).
Pria yang akrab disapa Akom ini menambahkan, ketum baru Golkar harus memenangkan dan mendukung Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2019. Sebab, Golkar sudah sepakat mendeklarasikan Jokowi maju 2 periode sebagai Presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal figur ketum yang memenuhi syarat, Akom menjagokan Airlangga Hartarto. Terlebih, organisasi SOKSI yang dipimpinnya menyatakan dukungan pada Airlangga.
"Sesuai SOKSI," kata dia.
Riak-riak arus menuju Munaslub mulai terasa saat KPK menahan Setya Novanto dalam kasus dugaan korupsi e-KTP. Apalagi, label ketua umum yang melekat pada diri Novanto dianggap akan menjatuhkan citra partai.
Baca juga: Hitung Hari untuk Munaslub Golkar |
Baca juga: Sambangi DPP, DPD I Golkar Minta Munaslub |
Berdasarkan rapat pleno DPP Golkar pada 21 November 2017, diputuskan akan menunggu hasil praperadilan Novanto. Sayangnya, bola salju Munaslub menggelinding begitu kencang. Pada Rabu (6/12) kemarin, 31 DPD mendatangi DPP Golkar untuk meminta diadakan Munaslub bulan ini.
Golkar akan memanfaatkan waktu yang ada untuk merespons permintaan Munaslub. Selain itu, pelaksanaan Munaslub tidak akan terganggu dengan praperadilan Novanto terkait status tersangkanya dalam kasus korupsi e-KTP. (dkp/elz)