JPO Jembatan Gantung kini separuh buntung. Bagian dari arah Grogol ke Cengkareng dipotong sejak empat bulan lalu karena ditabrak truk.
Kondisi lalu lintas di Jembatan Gantung selalu ramai oleh mobil pribadi sampai truk. Jika tidak hati-hati, bisa-bisa tertabrak kendaraan yang sedang ngebut.
Dewi akan berangkat sekolah pagi itu, lengkap dengan baju Pramuka dia akan pergi menggunakan angkutan umum. Dia harus sering menengok ke kanan jalan. Memastikan dia selamat saat menyeberang.
Biasanya, dia leluasa menyeberang menggunakan JPO. Kini, dia harus menyeberang separuh jalan, selanjutnya naik ke sebelah JPO lainnya.
"Rada takut sih, deg-degan juga. Soalnya kendaraan ramai," kata Dewi saat ditemui di Jembatan Gantung, Rabu (29/11/2017).
![]() |
![]() |
Terkadang, dia dibantu tukang ojek untuk menyeberang. Petugas dadakan itu mengibarkan bendera sebagai tanda ada orang menyeberang.
"Kalau enggak dibantu rawan. Nyeberang juga bakal lama apalagi pas jam padat," kata tukang ojek Rohmat.
Rohman menerangkan, setelah JPO buntung, banyak penyeberangan tertabrak truk. Beberapa dari mereka mengalami luka parah.
"Sudah ada empat orang, atau lebih ketabrak. Ya lukanya macam-macam. Ada yang patah tulang, ada yang cuma benjol," ucap Rohman.
Rohman pun menjelaskan, banyak truk yang menabrak JPO Jembatan Besi. Kejadian paling parah, berakibat JPO harus dipotong.
"Kejadiannya pada pukul 03.00 WIB pagi. Kalau enggak dipotong, truk tangki nggak bakal bisa lewat. Saat ditabrak pun, beberapa bagian JPO sudah patah," jelas Rohman.
Sementara itu, kondisi JPO di atas jalur Cengkareng ke arah Grogol sedikit penyok. Namun, JPO itu masih bisa digunakan untuk menyeberang dan masuk ke halte TransJakarta. (aik/rvk)