"Tahun 2005, dalam penerbangan SIN-JKT (Singapura-Jakarta), saya merasakan ujung-ujung jari tangan kanan saya ba'al alias kesemutan," tulis Bondan dalam postingan yang beredar di sosial media kerabat yang dikutip detikcom, Rabu (29/11/2017).
Begitu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Bondan disarankan dr Sindhiarta Mulya untuk segera menuju rumah sakit. Bondan disarankan juga menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video 20Detik: Bondan Winarno Sempat Ungkap Penyakitnya di Twitter
Dokter berkesimpulan Bondan menderita cardiologist strongly suspected atau penyumbatan arteri jantung.
"Saya harus menjalani kateterisasi sesegera mungkin. In contrary, neurologist di RS yang sama mengatakan bahwa yang saya alami sama sekali bukanlah penyakit jantung," tutur Bondan.
Setelah melakukan pemeriksaan ke RS Pondok Indah, dokter di rumah sakit tersebut mempunyai kesimpulan yang sama.
"Saya mencari second opinion di RSPI. Kesimpulan sama: cardiologist bilang harus kateterisasi segera. Neurologist RSPI juga bilang: bukan masalah jantung," jelasnya.
"Dalam kebimbangan, saya tidak menjalani kateterisasi. Saya hanya minum Plavix (pil pengencer darah) untuk menghindari penyumbatan arteri," imbuhnya.
Bondan Winarno meninggal pagi ini sekitar pukul 09.15 WIB di RS Harapan Kita. Bondan diketahui telah menjalani perawatan jantung dalam beberapa bulan terakhir. (rna/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini