"Baik praperadilan diterima atau tidak, harusnya dengan melihat elektabilitas Golkar yang terus menurun, tidak ada pilihan lain (Munaslub) kecuali mencari pemimpin baru untuk meningkatkan kinerja partai," ujar Nurdin Halid di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (26/11/2017).
Nurdin mengaku sudah memprediksi elektabilitas Golkar akan menurun. Sehingga kader Golkar harus melakukan konsolidasi untuk meningkatkan kinerja partai di masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Nurdin menyatakan akan berkoordinasi dengan Setya Novanto untuk legowo mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Golkar. Hal itu untuk mengedepankan kepentingan publik Golkar.
"Saya kira Plt (Idrus Marham), akan saya sampaikan agar segera koordinasi pada Setya Novanto untuk legowo untuk mengedepankan kepentingan umum. Di mana asas Golkar mementingkan umum ketimbang pribadi," ucap Nurdin.
"Saya yakin Novanto seorang negarawan, pemimpin, akan mementingkan hak yang lebih besar. Oleh karena itu saya imbau Novanto untuk menjalankan asas partai," imbuh dia.
Dalam hasil Poltracking Indonesia elektabilitas partai politik di Pilpres 2019. Hasilnya PDI Perjuangan yang tinggi diantara partai politik yang lain.
Dalam survei ini, PDIP 23,4%, Gerindra 13,6%, Golkar 10,9%, PKB 5,1%, Demokrat 4,2%, NasDem 3,0%, PKS 2,6%, PAN 2,1%, PPP 2,1%, Perindo 1,3%, Hanura 0,7%, PSI 0,7%, PBB 0,2%, dan PKPI 0,0%. Sedangkan yang tidak jawab atau tidak tahu 28,8%. (fai/jbr)











































