Din mengatakan sebelumnya menerima tamu dari Italia. Dalam dua pertemuan ini, delegasi Buddha Jepang dan Italia menyampaikan kekagumannya pada Pancasila.
"Kedua tamu sama-sama memberikan kesaksian yang saya kira tulus bahwa Pancasila itu bisa menjadi model bagi dunia dan bisa disebut model ideal," kata Din seusai pertemuan di kantor OASE Kabinet Kerja, Jl Teuku Umar No 10, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para delegasi sempat bertanya soal Pancasila yang jadi salah satu pilar kebangsaan Indonesia. Para tokoh agama Indonesia pun menjelaskan soal nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.
"Sebagaimana yang ditanyakan tadi, dijawab oleh tokoh agama Indonesia karena Pancasila itu mengkristalkan nilai-nilai, baik agama maupun budaya. Paling penting semua agama memberikan konfirmasi positif bahwa Pancasila itu mengandung nilai-nilai agama," tutur Din.
Dia menambahkan, Pancasila juga dipraktikkan lewat pendidikan dan komunikasi. Menurutnya, hal ini menjadi modal bangsa.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini mengatakan, jika Pancasila dapat diterima seutuhnya dan diamalkan, Indonesia dapat menjadi contoh menjalankan kehidupan yang beragam. Tak tertutup kemungkinan Pancasila juga bisa dijadikan pandangan oleh negara lain.
"Kalau ini bisa diwujudkan, dunia ini akan melirik Pancasila dan bila perlu menjadi filsafat dan pandangan dunia," tuturnya.
Dalam pertemuan ini dibahas juga persoalan yang dialami etnis Rohingya di Myanmar. Din mengatakan delegasi Buddha Jepang juga tertarik pada penanganan permasalahan Rohingya yang dilakukan Indonesia.
"Sekarang mereka lebih tertarik lagi setelah mendapat informasi dari Bapak Wakil Presiden bahwa Indonesia tidak hanya omong, tapi sudah ada di lapangan kerja-kerja kemanusiaan. Pemerintah Indonesia membentuk aksi kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar yang melibatkan ormas-ormas. Salah satu simbol konkretnya dalam proses pembangunan rumah sakit untuk kedua belah pihak," kata Din. (jbr/ams)











































