"Faktanya, pada tanggal 12 yang lalu itu hampir sekitar 30 pimpinan Golkar provinsi se-Indonesia yang memiliki kewenangan untuk menentukan munaslub atau tidaknya justru memberikan dukungan kepada Setya Novanto, dan mendoakan agar Pak Setya Novanto itu selaku Ketum Partai Golkar dapat menghadapi masalah hukum dengan baik dan bisa selesai," kata Idrus di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Saat dimintai tanggapan terkait pernyataan Akbar bahwa elektabilitas Golkar menurun, Idrus menganggap Akbar belum melihat hasil survei elektabilitas Golkar terbaru. Ia menyebut fakta yang ada saat ini hasil survei Golkar meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, ia menilai pernyataan Akbar sebagai hal yang sah-sah saja sebagai sebuah kekhawatiran. "Bilamana ada pernyataan Pak Akbar seperti itu ya sah-sah saja seorang tokoh yang mengkhawatirkan. Tapi kekhawatiran itu tidak selamanya. Sesuai dengan fakta yang ada, buktinya hasil survei justru naik," tutur Idrus.
Idrus juga mengatakan proses hukum yang sedang mendera Novanto tidak mengganggu jalannya tugas-tugas partai. Hal biasa jika seseorang mendapatkan masalah.
"Lo kan begini, semua ini orang boleh-boleh saja ada masalah, tapi karena sistem Golkar ini kuat kita terapkan itu dan tugas-tugas kepartaian kan jalan, kecuali tidak jalan. Persoalan respons masyarakat kan bisa memilah-milah masalahnya," sebut Idrus.
Sebelumnya, Akbar prihatin atas status tersangka KPK yang disandang Ketua Umum Golkar Setya Novanto. Menurut Akbar, status hukum Novanto dapat menggerus elektabilitas partainya.
"Bukan saja prihatin, sedih, tapi juga sangat khawatir kalau tidak dikatakan takut. Kenapa? Dengan adanya kasus yang dihadapi oleh Saudara Setya Novanto, opini publik terhadap Golkar itu mengalami tren penurunan," kata Akbar di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/11). (yas/nvl)











































