Panglima TNI: Indonesia Rentan terhadap Penyakit Menular Global

Panglima TNI: Indonesia Rentan terhadap Penyakit Menular Global

Tsarina Maharani - detikNews
Kamis, 09 Nov 2017 17:15 WIB
Panglima TNI: Indonesia Rentan terhadap Penyakit Menular Global
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan pidato dalam diskusi bersama IDI. (Tsarina Maharani/detikcom)
Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan Indonesia sangat rentan terhadap penyebaran penyakit menular global. Salah satu faktor penyebabnya ialah wilayah Indonesia yang demikian luas.

"Kita ini begitu rentan, karena negara kita sangat luas. Masuknya bisa dari mana saja karena negara kita luas sekali," ucap Gatot di aula Gatot Subroto Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2017).


Hal ini disampaikan Gatot dalam seminar nasional yang digelar bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bertema 'Ketahanan Kesehatan Global dalam Perspektif Pertahanan Negara'. Dia mengatakan penyakit menular global mudah menyebar di Indonesia karena posisi yang strategis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam luar biasa. Kondisi ini membuat Indonesia rawan mendapatkan ancaman dari luar.

"Negara kita memang strategis secara ekonomi, tapi juga strategis untuk penyebaran penyakit. Indonesia menjadi sasarannya. Kita negara terbesar di ASEAN. Kita ini kaya," tuturnya.


Ancaman berupa perang biologi atau bioterorisme ini perlu diwaspadai dan ditangani dengan cepat. Sebab, menurutnya, dampaknya akan begitu masif hingga dapat menyebabkan musnahnya sebuah negara.

Perkembangan teknologi, komunikasi, dan transportasi membuat penyebaran penyakit menular global ini menjadi semakin cepat.

Gatot berpesan kepada IDI untuk bisa memberi tambahan wawasan kepada TNI untuk menjaga kesatuan dan ketahanan bangsa. Dia menilai dokter dan tenaga-tenaga kesehatan adalah pertahanan terdepan dalam melindungi bangsa Indonesia.


"Dokter dan tenaga kesehatan adalah pertahanan terdepan melawan ancaman perang biologi. Kemudian ada Babinsa TNI, untuk deteksi dan cegah dini, fungsinya untuk cepat-cepat lapor. IDI memberikan penguatan substantif dan wawasan kepada jajaran TNI, ini yang saya harapkan. Sehingga pemanfaatan keberadaan satuan TNI di tengah masyarakat bisa maksimal dan tercapai," papar Gatot.

Ia juga menyampaikan kepada IDI agar tidak lupa pada fungsi-fungsi dokter lainnya, misalnya sebagai agen pembangunan dan agen pertahanan. Menjadi dokter tidak serta-merta hanya menjadi pelayan kesehatan.

"Kadang-kadang lupa dan hanya bertugas untuk mengobati. Padahal peran dokter sangat strategis dan juga sebagai cendekiawan untuk mengedukasi masyarakat," tandasnya. (jbr/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads