"Firasat pasti ada sebagai orang tua pasti ada," kata Suryadi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (3/11/2017).
Suryadih sendiri sebenarnya jarang bertemu dengan Dianah semenjak bercerai dengan Sayati, ibu kandung Dianah. Sebab Dianah, menurut Suryadih lebih sering tinggal bersama sang ibu di rumah Kampung Belimbing, yang tak jauh dari lokasi pabrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun begitu, Suryadih sebagai orang tua merasakan hal yang tak biasa 3 hari sebelum kejadian meledaknya pabrik kembang api tempat anaknya bekerja. Selama tiga hari itu, Suryadih merasa lemas dan tak bersemangat bekerja.
"Saya ngerasa tiap mau beraktivitas rasanya lemes banget badan saya, nggak bersemangat," ucap dia.
Tak mengira apa yang dialami selama 3 hari itu bisa diartikan sebagai tanda bahwa dia akan kehilangan anak semata wayangnya itu. Pada hari Kamis (26/10), Suryadih langsung bergegas menuju lokasi karena mendapat kabar pabrik tersebut terbakar.
"Setelah tahu dari teman, saya langsung menuju ke lokasi kebakaran," katanya.
Di tempat yang sama, Sayati tak kuasa menahan air mata ketika melihat peti jenazah anaknya dibawa ke luar dari ruang jenazah. Sayati sempat menyuruh Dianah berhenti namun tak dihiraukan oleh putrinya itu masih betah kerja.
"Nggak pernah mengeluh, sempat saya suruh berhenti tapi katanya dia betah di sana karena banyak yang seumuran dia," kata Sayati
Dianah merupakan satu dari 35 jenazah yang berhasil teridentifikasi oleh TIM Disaster Victim Investigation (DVI) RS Polri, Kramat Jati. Jenazah Dianah dapat teridentifikasi melalui DNA dan medis. (ibh/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini