"Bukan hari mekarnya, tapi dalam minggu ini. Insyaallah, kita memprediksinya minggu ini. Kalau hujan terus dapat mempercepat," kata Yuzammi ketika dihubungi detikcom, Rabu (1/11/2017).
Dalam siaran pers yang diunggah di situs Kebun Raya Bogor LIPI, disebutkan bunga bangkai jenis ini memiliki perbungaan lebih besar dibanding jenis lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai saat ini, Indonesia mempunyai sekitar 26 jenis dari 220 jenis yang tersebar di seluruh dunia. Jumlah jenis bunga bangkai di Indonesia mungkin dapat bertambah lagi sejalan dengan penemuan jenis baru di alam.
Bunga bangkai ini merupakan koleksi tumbuhan PKT Kebun Raya LIPI hasil eksplorasi dan penelitian antara PKT Kebun Raya LIPI dan Kebun Raya Liwa Lampung di sebuah hutan lindung di kawasan Hutan Lindung di Lampung.
Pengembangan bunga bangkai di pot, Yuzammi mengatakan, prosesnya hampir sama dengan di tanah. Hanya, besaran pot yang digunakan mesti diperhatikan.
Pot tersebut tentunya harus lebih besar dari umbi yang akan ditanam. Media yang dipakai merupakan campuran tanah dan kompos. Media tanamnya pun harus poros, sehingga air tidak menggenang bila disiram.
Yuzammi mengatakan, bunga bangkai merupakan salah satu jenis tumbuhan dari suku Araceae atau talas-talasan. Tumbuhan ini bisa tumbuh hampir pada semua kondisi alam Indonesia, asalkan tanahnya tidak padat dan mempunyai porositas yang bagus.
Jenis Amorphophallus titanum sendiri hanya ada di hutan-hutan di pulau Sumatera yang tersebar mulai dari Aceh sampai ke Lampung.
Terkait usaha perlindungan terhadap tumbuhan ini, PKT Kebun Raya LIPI sebagai leading sector di bidang konservasi eks-situ flora telah menerbitkan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. SRAK ini merupakan yang pertama kali dibuat untuk tumbuhan. SRAK tersebut disahkan berdasarkan Permen LHK No. P. 72/Menlhk-Sekjen/2015 tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Amorphophallus Tahun 2015-2025.
Di bidang penelitian Bunga Bangkai, PKT Kebun Raya LIPI juga telah melakukan penelitan yang cukup banyak mulai dari kultur jaringan, genetika, studi ekologi, mikrobiogi, perbanyakan dengan umbi, biji dan stek daun, polinasi buatan, dan induksi perbungaan. (jbr/imk)