Memprihatinkan! Begini Kondisi SD Negeri di Pedalaman Sulawesi

Memprihatinkan! Begini Kondisi SD Negeri di Pedalaman Sulawesi

Andi Saputra - detikNews
Selasa, 31 Okt 2017 13:39 WIB
Memprihatinkan! Begini Kondisi SD Negeri di Pedalaman Sulawesi
Suasana SDN 45 Boja (dok.aam wijaya)
Makassar - Butuh waktu 6 jam dari Makassar untuk mencapai SDN 45 Boja, Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel). Untuk mencapai lokasi sekolah, perjalanan juga ditempuh melintasi beberapa sungai dan menaiki perbukitan sekitar 1 jam dari Dusun Bikeru, Desa Puncak.

Tanpa lelah, para pegiat literasi membawa bantuan alat tulis dari Standardpen untuk anak-anak SDN 45 Boja.
Memprihatinkan! Begini Kondisi SD Negeri di Pedalaman SulawesiSuasana SDN 45 Boja (dok.aam wijaya)

"Standardpen ingin berbagi untuk anak-anak di seluruh negeri. Harapannya, anak-anak lebih semangat dan giat lagi dalam belajar," kata salah satu pegiat literasi, Nury Sibly saat berbincang dengan detikcom, Selasa (31/10/2017).

Ruang kelas yang mirip dengan gudang ini setiap hari diisi oleh anak-anak dari berbagai usia sekaligus anak-anak yang sedang mengejar ketertinggalan melalui program paket A atau paket B. Tetapi mengingat guru hanya satu di sekolah ini kelas pun tidak dibagi.
Memprihatinkan! Begini Kondisi SD Negeri di Pedalaman SulawesiSuasana SDN 45 Boja (dok.aam wijaya)

SDN 45 Boja sedianya memiliki 40 siswa tetapi setiap harinya hanya diisi rata-rata separuhnya atau hanya 20 -an siswa saja. Sudah menjadi kebiasaan orang tua mengajak anak untuk membantu orang tua mengangkut belanjaan dari pasar atau pergi membantu di kebun.
Memprihatinkan! Begini Kondisi SD Negeri di Pedalaman SulawesiJalan menuju SDN 45 Boja (dok.aam wijaya)

Warga Boja adalah para petani lada, coklat, cengkeh, padi dan jagung yang tinggal di kawasan hutan lindung. Mengingat jarak antara dusun dengan jalan beraspal harus ditempuh dengan jalan kaki naik turun bukit, menyebrangi 4 sungai, inilah yang menjadi alasan orang tua membutuhkan bantuan tenaga anaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru satu-satunya di dusun itu, Abdul Wahid, tidak bisa berbuat banyak karena memang demikian kenyataannya.

"Ada yang datang ke sekolah saja saya sudah senang," kata Wahid.
Memprihatinkan! Begini Kondisi SD Negeri di Pedalaman SulawesiSuasana SDN 45 Boja (dok.aam wijaya)

Dari 17 anak yang hari itu masuk kelas hanya satu yang memakai sepatu karet. Lainnya memakai sandal japit bahkan kebanyakan tidak menggunakan alas kaki. Demikian juga seragam yang dikenakan tidak sedikit yang kancing baju atau resleting celananya lepas. Mengapa? Seragam yang mereka miliki hanya satu-satunya dan digunakan selama satu pekan masuk sekolah.

"Izin ikut orang tua pergi ke pasar, ada juga yang ikut pergi kebun," kata Wahid tentang alasan sedikitnya siswa yang masuk. (asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads