Kampung Deret, 20 Titik Banjir, dan Janji Jokowi-Ahok yang Tak Tuntas

Kampung Deret, 20 Titik Banjir, dan Janji Jokowi-Ahok yang Tak Tuntas

Erwin Dariyanto - detikNews
Senin, 16 Okt 2017 14:59 WIB
Kampung Deret Petogogan, Jakarta Selatan. (Nathania Riris Michico)
Jakarta -

Membangun Kampung Deret dan mengatasi banjir menjadi salah satu janji Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat kampanye di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2012 lalu. Saat debat cagub-cawagub DKI, 14 September 2012, misalnya, keduanya menyatakan permukiman kumuh dan padat penduduk tak akan digusur melainkan ditata atau direvitalisasi.

Ada 27 lokasi di lima kota di Jakarta yang direncanakan untuk kampung deret. Namun dalam pelaksanaannya cuma beberapa kampung deret yang dibangun. Sejak 2014 program ini dihentikan.

Pada 1 Januari 2017, Ahok menjelaskan program ini tak bisa dilanjutkan karena tak ada lagi tanah negara yang bisa digunakan untuk mendirikan kampung deret. "Kalau kamu dudukin tanah negara yang lahan hijau, enggak bisa dong bikin kampung deret," katanya.

Ahok yang menggantikan Jokowi sejak 2014 kemudian fokus pada pembangunan rumah susun. Pemprov DKI setidaknya merencanakan membangun 24 tower rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang terdiri dari 6.120 unit. Berdasarkan kontrak, proyek ini akan selesai di akhir 2017.

Di bidang penanganan banjir, Jokowi-Ahok di masa kampanye 2012 berjanji akan membangun embung untuk menampung air hujan di setiap kecamatan dan setiap kelurahan. Sumur resapan juga dibuat untuk mengurangi banjir. Seluruh sistem drainase akan dibuat terkoneksi dengan kanal-kanal pembuangan air. Hingga akhir masa jabatan Ahok-Djarot, di Jakarta masih ada 20 titik banjir. Angka ini berkurang dari 2016 yang tercatat ada 62 titik.

Djarot Saiful Hidayat yang sejak pertengahan Juni menjadi gubernur menggantikan Ahok, mengaku cukup puas dengan normalisasi sungai Jakarta untuk mencegah banjir. Dia ingin agar pengerjaan normalisasi tetap dilanjutkan kembali oleh gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang baru Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

"Kami sudah berusaha maksimal, misalnya sekarang sungai-sungai sudah mulai bagus yah, bersih normalisasi sudah kita kerjakan," kata Djarot.

Hari ini, jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta akan beralih ke Anies-Sandi. Masalah kampung deret, 20 titik banjir dan kemacetan yang belum diselesaikan Jokowi-Ahok maupun Ahok-Djarot akan menjadi PR Anies dan Sandi.

(erd/jat)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads