Monica Anak Pedagang Kopi Berangkat ke Pertemuan WHO 16 Oktober

Monica Anak Pedagang Kopi Berangkat ke Pertemuan WHO 16 Oktober

Mei Amelia R - detikNews
Jumat, 06 Okt 2017 18:01 WIB
Monica Anak Pedagang Kopi Berangkat ke Pertemuan WHO 16 Oktober
Foto: Ibunda Monica (baju merah) saat ditemukan petugas Dinsos DKI Jakarta (Istimewa)
Jakarta - Monica (16), anak pedagang kopi keliling diundang ke pertemuan World Health Organization (WHO) di Ottawa, Kanada pada 19 Oktober mendatang. Monica rencananya berangkat bersama lembaga Save the Children ke Kanada 16 Oktober 2017.

Advocacy Advisor Save the Children, Ratna Hadi Kusumah mengatakan pihaknya sedang mengurus visa untuk keberangkatan Monica tersebut.

"Sekarang masih proses dokumen visa. Jadi sekarang masih menunggu visanya itu. Rencananya sih tanggal 16 (Oktober) berangkat, tapi lagi-lagi tergantung visanya juga," ujar Ratna kepada detikcom, Jumat (6/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monica menjadi salah satu peserta yang diundang ke pertemuan the WHO 8th Milestone of Global Campaign for Violance Prevention di Ottawa, Kanada yang akan diselenggarakan 19-20 Oktober. Pertemuan itu akan dihadiri perwakilan dari negara-negara yang tergabung di PBB, NGO, serta perwakilan anak dari berbagai belahan negara.

Sebelumnya, pada 2016, Save the Children mendapatkan undangan dari WHO. Kemudian, Yayasan Sayangi Tunas Cilik, yayasan entiti Save the Children menyelenggarakan konsultasi anak di tiga kota yakni Bandung, Kupang dan Jogja untuk mengirimkan perwakilan guna memenuhi undangan acara WHO tersebut.

Para peserta diminta untuk mengirimkan tulisan tentang mengakhiri kekerasan terhadap anak. Ada beberapa kriteria dalam penulisan artikel sehingga dipilih tiga terbaik.

"Dari tiga terbaik itu, kemudian anak-anak itu voting dari mereka siapa yang terbaik untuk ke pertemuan dan dipilihlah Monica ini," sambung Ratna.

Monica memang pernah mengikuti konsultasi tentang penghapusan kekerasan pada anak. Hanya saja, Ratna tidak bisa mengungkapkan lebih jauh soal jati diri Monica--termasuk apakah Monica pernah jadi korban kekerasan--dengan pertimbangan kebijakan perlindungan terhadap anak.

"Nggak harus ya. Karena untuk konsultasi anak itu anak bisa menceritakan apa yang terjadi dengan diri sendiri atau yang terjadi di lingkungannya, apa yang mereka tahu, dengar dan lihat, jadi tidak harus jadi korban kekerasan," tutur Ratna.

Hanya sedikit informasi mengenai Monica. Monica diketahui hidup terpisah dengan ibunda, Purwati yang kini berjualan kopi keliling di Jakarta.

Langkah Monica menuju Kanada juga nyaris gagal, lantaran Purwati tidak diketahui keberadaannya. Lembaga membutuhkan persetujuan di atas hitam-putih dari Purwati untuk memberangkatkan Monica ke Kanada itu.

Hingga akhirnya, Purwati berhasil ditemukan oleh petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, di Traffic Light (TL) Senen. Keberhasilan ditemukannya Purwati juga tidak terlepas dari bantuan tim TRC Kementerian Sosial. (mei/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads