"Soal PDIP, menurut saya, Jokowi adalah magnet electoral. Suara Jokowi bukan hanya dari PDIP, bahkan suara dari partai-partai, bahkan dari PKS dan Gerindra, ada yang memilih Jokowi. Dia bisa merebut suara di luar PDI Perjuangan," ujarnya di kantor SMRC, Jl Cisadane, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2017).
Selain itu, meningkatnya elektabilitas partai, menurutnya, karena ada dukungan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang juga berperan merekatkan internal partai. Sedangkan Jokowi lebih berperan menjaga elektabilitas partai di lingkup eksternal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengapresiasi kinerja perekonomian pemerintah karena inflasi terus terjaga di level rendah. Jika dikaitkan dengan daya beli yang menurun, menurutnya, itu tidak benar karena ada kenaikan pajak pertambahan nilai (PPn).
"Kemudian PPn meningkat, kalau dibilang daya beli menurun tidak benar karena PPn meningkat, bedanya dari jualan di toko dan mal menjadi online. Banyak toko yang tutup karena tidak mau berubah dan mengikuti perkembangan zaman," ujarnya.
Survei SMRC digelar pada 3-10 September 2017. Populasi survei adalah WNI yang sudah memiliki hak pilih. Sampel berjumlah 1.220 dan dipilih secara acak (multistage random sampling). Sedangkan margin of error survei sebesar +/- 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%. Quality control dipilih secara acak sebesar 20% dari total sampel.
Berikut hasil ini elektabilitas parpol versi survei SMRC:
1. PDIP 27,1%
2. Golkar 11,4%
3. Gerindra 10,2%
4. Demokrat 6,9%
5. PKB 5,5%
6. PKS 4,4%
7. PPP 4,3%
8. PAN 3,6%
9. NasDem 2,4%
10. Perindo 2,0%
11. Partai yang dipimpin Jokowi 1,6%
12. Hanura 1,3%
13. PBB 0,1%
14. Partai Idaman 0%
15. PSI 0%
16. Lainnya 0,3%
17. Tidak tahu/tidak jawab 18,8% (yld/dkp)