Salah satunya adalah Sondang yang baru pertama kali mengunjungi RPTRA Kalijodo, Minggu (1/10/2017). Di sela-sela berswafoto, dia juga memperhatikan tulisan di salah satu 'Patung Menembus Batas'.
"Tembok Berlin lahir sebagai suatu ungkapan semu dari usaha pemisahan suatu budaya bangsa. Di mana kekuasaan politik telah memaksakan kehendaknya, di atas segala cita-cita naluri dan hak kemanusiaan," demikian tulisan di patung tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Novian Ardiansyah/detikcom |
Menurut Sondang, pesan yang tertulis pada tembok berlin tersebut bermakna, jangan sampai bangsa indonesia membangun tembok pemisah di antara keragaman suku, budaya dan agama yang dimiliki.
"Ternyata ini filosofinya. Ngena banget ya. Tembok Berlin ini maksudnya untuk dirobohkan kan agar tidak ada pemisah. Kita di negara ini satu ya satu," ucap Sondang.
Foto: Novian Ardiansyah/detikcom |
Sondang mengaku senang bisa berkunjung. Ia sendiri datang kemari karena ikut dalam rombongan trip 'Wisata Warisan Ahok' yang diadakan oleh Jakarta Food Traveller.
Namun ia mengeluhkan panasnya cuaca karena belum tumbuhnya pepohonan. "Karena baru ya pohonnya belum pada tumbuh jadinya panas," kata Sondang.
Foto: Novian Ardiansyah/detikcom |
Sebelumnya diberitakan, pemasangan Tembok Berlin dilakukan di RPTRA Kalijodo, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017). Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menyaksikan pemasangan bersama dengan Dubes Jerman untuk Indonesia Michael Freiherr von Ungern-Sternberg; Wali Kota Jakarta Utara Husein Murad; serta Kepala Dinas Kehutanan, Pertamanan, dan Pemakaman DKI Djafar Muchlisin serta seniman pembuat patung Tembok Berlin, Teguh Ostenrik.
(imk/imk)












































Foto: Novian Ardiansyah/detikcom
Foto: Novian Ardiansyah/detikcom
Foto: Novian Ardiansyah/detikcom