"Saya tekankan senjata ini bukan untuk membunuh tetapi kejut. Senjata ini kalau kita berbicara modelnya saja seram," kata Murad dalam konferensi pers di gedung Divisi Humas, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017).
Murad menjelaskan senjata yang baru dibeli pihaknya, memiliki daya lontar maksimal 100 meter dan tak memiliki alur. Peluru yang ditembakkan pun tak bisa lurus, memiliki sudut elevasi 45 derajat dengan bentuk peluru bulat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari situs Arsenal, senjata itu bisa untuk menyerang target tunggal atau pun grup dengan jarak sampai dengan 400 meter. Senjata ini memiliki bobot 2,85 kilogram. Kecepatan lontarnya adalah 76 meter per detik.
![]() |
Sedangkan senjata kedua yang diimpor itu adalah amunisinya dengan tipe round RLV-HEFJ (Round Low Velocity - High Explosive Fragmentation Jump) sebanyak 5.932 butir. Amunisi ini efektif menyerang pasukan di lapangan terbuka ataupun tempat perlindungan ringan yang berjarak antara 40 hingga 400 meter.
Sesuai dengan nama tipenya, amunisi berjenis granat lontar ini berkecepatan rendah. Namun dia memiliki daya ledak fragmentasi yang tinggi.
(bpn/ams)