Makna Lakon 'Parikesit Jumeneng Noto' Menurut Panglima TNI

Makna Lakon 'Parikesit Jumeneng Noto' Menurut Panglima TNI

Novian Ardiansyah - detikNews
Sabtu, 30 Sep 2017 01:17 WIB
Foto: Pool/Puspen TNI.
Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memiliki pengertian sendiri tentang lakon 'Parikesit Jumeneng Noto' yang ditonton. Lakon itu bercerita tentang kerajaan Hastinapura, yang dipimpin Pandawa setelah perang Baratayuda.

"Setelah perang Baratayuda, banyak yang gugur dan Parikesit membangun negara lagi. Karena istri Abumayu mengandung, kemudian melahirkan (Parikesit). Anak-cucu dilatih secara khusus ditugaskan, ada yang menjadi kepala staf angkatan darat, laut, dan udara, panglima TNI dalam satu negara yang baru," ucap Gatot kepada wartawan di kawasan Kota Tua Jakarta, Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (29/9/2017).

Panglima TNI pun menyoroti kondisi negara yang kacau balau pasca-perang Bharatayudha. Bagi dia, lebih baik menjaga persatuan daripada berperang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perang menyakitkan, menang atau kalah pasti rugi. Menata perlu waktu, tenaga, dan biaya. Maka utamakanlah persatuan," ucap Gatot.

Lakon wayang yang dimainkan dalam pergelaran malam ini, Jumat (29/9/2017), adalah 'Parikesit Jumeneng Noto' atau Parikesit Menjadi Pemimpin. Parikesit adalah cucu Arjuna, panengah Pandawa. Dia putra Abimanyu dengan Dewi Utari dari negeri Wirata.

Parikesit diangkat menjadi Raja Hastinapura setelah Pandawa, yakni Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa, memenangi perang Baratayuda melawan Kurawa. Yudhistira sebagai putra tertua sempat menjadi raja Hastina selama 15 tahun.

Lima belas tahun memimpin Hastinapura, Yudhistira dan empat saudaranya ingin mengundurkan diri dan bertapa ke gunung. Mau tidak mau takhta Hastina Pura harus dilepaskan. Namun, karena para putra Pandawa, termasuk Abimanyu, tewas dalam perang Baratayuda, takhta Hastinapura diserahkan kepada cucu salah satu Pandawa.

Pilihan kemudian jatuh ke cucu Arjuna, si Parikesit, yang juga putra Abimanyu. Di masa mudanya, Abimanyu pernah mendapatkan Wahyu Tjakraningrat. Barang siapa yang bisa mendapatkan Wahyu Tjakraningrat, anak keturunannya akan menjadi raja. (aik/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads