Survei dilakukan melalui 2 tahap kepada 400 responden di 40 kelurahan dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen. Tahap pertama dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 5 sampai 7 September 2017. Tahap kedua diskusi kelompok terfokus dilakukan pada 21 September 2017 yang melibatkan perwakilan kelompok masyarakat yang beragam.
2 metode survei tersebut memunculkan 3 nama teratas yaitu petahana Rahmat Efendi (Pepen), mantan Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad (Emtu/M2), dan Wakil Ketua DPRD Bekasi asal PKS Heri Koswara (Herkos). Pepen memiliki elektabilitas 64,4 persen, Emtu 14,8 persen, dan Herkos 8,8 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Popularitas Pepen sebagai petahana juga menempati posisi tertinggi yakni 82,2 peren. Sementara itu Emtu 65,7 persen, dan Herkos 27,9 persen. Nama-nama lainnya ada Anim Imanudin 24,7 persen, Solihin 18,8 persen, Tumai 13,4 persen, Nur Supriyanto 12,4 persen, Heikal 11 persen, Anggawira 8,8 persen dan Sutriyono 4,8 persen.
"Untuk tingkat partisipasi, 76,2 persen responden menyatakan akan berpartisipasi dalam Pilkada Bekasi. Tingkat kepuasan warga Bekasi kepada wali kota saat ini pun tinggi 61,9 persen. Walaupun bila kita ingat Pilgub Jakarta lalu, tingkat kepuasan tidak menjamin petahana terpilih lagi. Kendati demikian faktor ini patut dipertimbangkan akan menguntungkan petahana," ujar Vivi.
Survei KedaiKOPI juga menanyakan 5 besar kriteria karakter yang diinginkan warga Bekasi untuk wali kota terpilih. "Adalah kuat agamanya 14,7 persen, santun 14 persen, mengerti kebutuhan rakyat 12,7 persen, dekat dengan rakyat 12,5 persen, dan mau mendengar 12,3 persen," sebut Vivi.
Sementara sisanya memiliki tanggapan beragam seperti tidak korupsi, tidak kasar dan dekat dengan Presiden. "Bagi warga Kota Bekasi, faktor agama 59,1 persen mempengaruhi dalam memilih wali kota dan 91,2 persen warga Kota Bekasi mengaku mampu menentukan pilihan tanpa dipengaruhi orang lain," tambah Vivi. (nvl/elz)











































