Berstatus Awas, Gunung Agung Jadi Perhatian Besar Turis di Bali

Berstatus Awas, Gunung Agung Jadi Perhatian Besar Turis di Bali

Prins David Saut - detikNews
Senin, 25 Sep 2017 17:14 WIB
Kondisi Gunung Agung pada Minggu (24/9) (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)
Karangasem - Gunung Agung saat ini dalam status awas. Gunung tertinggi di Bali ini juga punya sejarah erupsi yang pernah menewaskan 1.500 warga.

Kondisi ini menjadi perhatian bagi para turis yang berada di sana. Tapi mereka memilih berpelesir ke wilayah di luar area terdampak erupsi.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Pariwisata di Bali masih cukup kondusif. Isu Gunung Agung memang mendapat perhatian yang luar biasa sekali dari berbagai pihak, termasuk wisatawan dan tour operator (TO), baik dalam dan luar negeri," kata Ketua Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Wilayah Bali, I Ketut Ardana, kepada detikcom, Senin (25/9/2017).


Ardana menyatakan para tour operator mulai tidak merekomendasikan paket wisata ke area sekitar Gunung Agung, seperti Pura Besakih, pendakian gunung, hingga berkemah di dekat gunung. Untuk turis yang sudah telanjur membeli paket wisata tersebut, operator tur mengalihkannya ke paket wisata lain.

"Bali ini terdiri dari 9 kabupaten/kota, Gunung Agung ada di Karangasem dan di situ pun tidak semuanya berbahaya, hanya di lereng atau sekitar Gunung Agung yang dianggap berbahaya. Jadi sekali lagi, pariwisata di Bali tetap berjalan normal," ujar Ardana.

Disebutkan, sebagian besar turis juga masih terus datang dan lebih memilih berwisata di kawasan dekat pantai atau perbukitan di barat Pulau Dewata. Jadi status awas Gunung Agung tidak berdampak ke obyek wisata populer lainnya di Bali.


"Fasilitas pariwisata, objek wisata ada banyak sekali di Badung, Gianyar, Denpasar, dan kabupaten lainnya. Rata-rata wisatawan dan juga operator tur ingin tahu kejelasan dan lebih penting statement dari Pemerintah Provinsi Bali," ucap Ardana.

Saat ini Asita tidak merekomendasikan wisatawan untuk mendekati Gunung Agung. Penjualan paket wisata ke objek wisata di sekitar gunung setinggi 3.142 mdpl itu pun tidak dijual untuk sementara.

"Kalau ke Besakih malah kami travel agent tidak merekomendasikan. Kalaupun ada yang sudah booking, maka kami sarankan untuk ambil tur lain saja," kata Ardana.


Walau demikian, Ardana membenarkan masih ada sejumlah turis, baik asing maupun domestik, yang ingin mendekati Gunung Agung. Padahal aktivitas Gunung Agung terus meningkat dan sudah berstatus awas, dengan area zona merah radius 9-12 km.

"Melihat letusan gunung memang ada (turis) yang tertarik, tapi tidak menjadi produk wisata yang kita tawarkan," ujar Ardana.

Sementara itu, Pura Besakih di Karangasem, atau sekitar 10 km dari kawah Gunung Agung, sudah ditutup untuk umum sejak Sabtu (23/9) lalu. Tapi Ardana tak menutup mata masih ada beberapa turis yang nekat mencuri kesempatan untuk ke Besakih.


"Mungkin ada satu atau dua turis yang mau melihat juga (ke Besakih)," ucap Ardana.

Salah satu turis asal Australia, Debby, menyatakan tertarik mengikuti perkembangan Gunung Agung dari wilayah aman ketika ia menikmati pantai-pantai di Bali. Ia pun menyatakan, jika ada turis yang berkeras ke Besakih, sama saja mereka bertindak tidak bijaksana.

"Saya lebih suka berada di pantai, tapi saya tetap mengikuti pemberitaan Gunung Agung. Kabarnya, abunya diperkirakan akan sampai Sanur, jadi saya sudah menyiapkan masker dan beberapa suplai makanan. Kalau ada turis yang tetap ke Besakih di saat seperti ini, berarti mereka bodoh," ungkap Debby. (vid/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads