Pantauan detikcom di Pos Pengungsi GOR Swacepura, Gelgel, Klungkung, Bali, Senin (25/9/2017) sore, puluhan anak-anak membentuk lingkaran dan sebagian menonton dari pinggir lapangan. Mereka bernyanyi sambil berjoget meniru sejumlah gerakan binatang.
Tawa dan canda menghiasi setiap lirik yang dinyanyikan anak-anak tersebut. Mereka bermain dipandu tim dari Dukungan Psikososial Kementerian Sosial untuk Pengungsi Gunung Agung. Salah satu anak yang ikut bermain mengaku senang karena mendapatkan teman baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah orang tua juga tampak tersenyum menyaksikan anak-anaknya bermain. Salah satu orang tua bernama Dwika mengaku tenang melihat anaknya memiliki kesibukan di sore hari.
"Biasanya main entah ke mana sama saudaranya. Ini lebih baik, jadi anak saya kelihatan dan dapat teman baru," ujar Dwika di lokasi yang sama.
Koordinator Tim Dukungan Sosial Kemensos, Nizam Pamungkas, menyatakan kegiatan dukungan psikososial ini sebenarnya dilakukan untuk para orang tua. Namun rupanya orang dewasa di pos pengungsian memiliki mental yang cukup kuat.
"Ini kegiatannya sifatnya mengajak pengungsi Gunung Agung, daripada tidak ada kegiatannya yang menghibur, ya kita buat. Setelah mapping ternyata pendekatan psikisnya belum diperlukan. Jadi targetnya anak-anak dulu," ucap Nizam.
Anak-anak bermain di Gunung Agung (David/detikcom) |
Kegiatan anak-anak berupa permainan interaktif tersebut dilakukan untuk mengurangi trauma di pos pengungsian. Kegiatan ini akan digelar mengikuti tanggap darurat provinsi.
"Kita mengikuti tanggap darurat itu tapi dari Kementerian Sosial tidak selamanya. Nanti mungkin diganti dengan teman-teman training of train untuk relawan atau anak muda di sini agar berlanjut," ungkap Nizam.
Anak-anak bermain di Gunung Agung. (David/detikcom) |












































Anak-anak bermain di Gunung Agung (David/detikcom)
Anak-anak bermain di Gunung Agung. (David/detikcom)